Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Setidaknya tiga orang tewas dan lebih dari
orang 20 cedera setelah gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR)
menghantam bagian pedesaan barat di Xinjiang, Tiongkok, Jumat, kata
pejabat Tiongkok.
Banyak rumah-rumah
tradisional di wilayah terutama etnis Uighur runtuh ketika gempa melanda
sekitar 160 km (100 mil) barat laut dari selatan kota Hotan di pagi
hari.
"Saat ini, gempa telah mengakibatkan tiga
korban tewas, termasuk seorang ayah dan anak, dan lebih dari 20 orang
cedera," demikian dilaporkan Penyiaran Darurat Nasional Tiongkok (CNEB)
dalam situsnya, dikutip dari Reuters.
Gempa itu
awalnya dilaporkan terjadi dengan intensitas bervariasi hingga mencapai
kekuatan 6,5 SR. Beberapa gempa susulan dilaporkan, kekuatan terbesar
yang terukur dengan besaran 4,8 SR, menurut US Geological Survey.
Warga
daerah mengekspresikan keterkejutannya atas intensitas gempa di media
sosial, meskipun pihak berwenang mengaku optimistis jumlah korban tewas
tidak akan tinggi.
"Jika banyak orang yang
berkumpul di satu tempat selama gempa bumi, dapat menyebabkan bencana
yang serius, tetapi dalam kasus ini, ada sedikit orang sehingga tidak
begitu serius," kata peneliti Pusat Jaringan Gempa Bumi Tiongkok Sun
Shihong kepada China Central Television.
Gambar di media sosial dan televisi negara menunjukkan retakan di dinding bangunan dan rusak ringan lainnya.
Gempa bumi sering melanda Tiongkok. Sebuah gempa di provinsi barat daya Sichuan pada tahun 2008 menewaskan hampir 70.000 orang.
Xinjiang,
yang terletak strategis di perbatasan India, Pakistan, Afghanistan dan
Asia Tengah, adalah salah satu daerah yang paling sensitif secara
politis Tiongkok dengan terjadinya sejumlah kekerasan, yang disalahkan
pemerintah karena militan Islam.
Kelompok
Uighur yang diasingkan dan aktivis hak asasi manusia mengatakan
kebijakan represif pemerintah sendiri dan pembatasan agama dan budaya
telah memicu kerusuhan, yang disangkal pemerintah.
Penerjemah: Monalisa
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015