Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Selasa, mengatakan akan menolak beras impor masuk ke daerah tersebut, karena ingin mengutamakan kesejahteraan petani.

Ia berharap pemerintah pusat tidak memasok beras impor tahun 2021 ke Gorontalo.  

Menurutnya stok beras di tingkat petani cukup untuk konsumsi masyarakat, maupun diserap oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik ( Perum Bulog).

“Jadi kalaupun impor beras itu jadi, kami akan meminta tidak dikirim ke Gorontalo. Pasti itu akan sangat memukul petani,” katanya saat memimpin rapat pimpinan Organisasi Perangkat Daerah di Gorontalo.

Cara penolakan dilakukan dengan melayangkan surat ke Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan terkait ketersediaan beras, rencana panen dan luasan lahan di daerah itu. 

Ia berharap pemerintah pusat dan daerah memaksimalkan serapan beras Perum Bulog dari petani lokal.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Muljady Mario Menjelaskan luas panen Provinsi Gorontalo selama Januari hingga April 2021 sekitar 14.600 hektare.

Luasan itu setara dengan 86 ribu ton gabah kering giling atau 49.000 ton beras.

“Dari sisi konsumsi di Gorontalo, rata rata 10 ribu sampai 11 ribu ton per bulan. Nah jika dikali tiga saja, masih ada 19 ribu ton yang surplus,” ungkapnya.

Pihaknya meyakini kondisi stok beras di Gorontalo cukup hingga akhir tahun 2021, dengan luas panen setiap tahunnya mencapai 70.000 hektar. 

Bulog Gorontalo diminta lebih aktif menyerap beras petani lokal, daripada membeli beras dari luar daerah apalagi beras impor.*

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021