Seoul (ANTARA GORONTALO) - Pyongyang tidak tertarik sama sekali mengikuti Iran menempuh jalan dialog untuk kesepakatan nuklir, dan bersikeras negara komunis dengan politik isolasi itu memang sudah memiliki senjata nuklir maka keadaanya tidak dapat dibandingkan secara logis dengan Iran.

Satu pekan setelah kesepakatan nuklir bersejarah yang melancarkan jalan mencabut sanksi yang melumpuhkan perekonomian Iran dalam pertukaran untuk membatasi program nuklirnya, Pyongyang menolak berbagai masukan bahwa negara itu mungkin dapat mengikuti langkah Iran.

"Korea Utara tidak tertarik sama sekali dengan dialog yang membahas isu untuk membekukan atau membongkar nuklir Korea Utara secara sepihak," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara, Selasa.

"Hal tidak logis membandingkan kesepakatan nuklir Iran dengan situasi (Korea Utara) yang terkena dampak tindakan provokatif militer konstan dan bermusuhan serta ancaman nuklir terbesar Amerika Serikat," ujar juru bicara itu kepada kantor berita resmi Korut KCNA.

Iran dan Korea Utara, yang merupakan sekutu sejak revolusi Islam Iran pada 1979, telah dikenakan sanksi ekonomi yang sulit terkait dengan program nuklir kontroversial kedua negara itu.

Kesepakatan nuklir yang dicapai dengan Iran disebut-sebut beberapa negara cetak biru yang mungkin akhirnya dapat digunakan dalam negosiasi dengan Korea Utara.

Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Wendy Sherman, berharap kesepakatan nuklir Iran itu akan membuat Korea Utara berpikir kembali tentang keberadaan nuklir di negaranya.

Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan, nuklir di Iran dan di Korea Utara dua situasi sangat berbeda.

"Korea Utara adalah negara bersenjata nuklir, baik dari segi nama maupun realitas, dan Korea Utara memiliki kepentingan sebagai negara bersenjata nuklir," kata juru bicara itu.

Korea Utara telah melancarkan tiga uji coba nuklir yang sukses pada 2006, 2009 dan 2013.

Pembicaraan antar-enam-negara untuk mengekang ambisi nuklir Korea Utara --melibatkan kedua Korea, AS, China, Rusia, dan Jepang-- telah terlupakan sejak pemerintah Korea Utara mengeluarkan diri dari pembicaraan itu pada 2009.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015