Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, diimbau tidak menggunakan gas elpiji 3 kilo gram (kg) bersubsidi.

"Hasil pantauan kami di seluruh pangkalan yang ada di Kecamatan Atinggola, tidak lagi melayani ASN yang ingin memanfaatkan gas elpiji 3kg bersubsidi," kata kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara, Ahyun Blongkod, di Gorontalo, Minggu.

Pihaknya menegaskan agar kondisi yang sama berlaku di seluruh pangkalan tersebar di 11 kecamatan.

Setiap pangkalan diwajibkan menyiapkan minimal 10 buah tabung Bright Gas 5,5kg untuk memenuhi permintaan gas elpiji non subsidi.

Pemerintah daerah berharap kesadaran masyarakat bukan sasaran elpiji 3kg bersubsidi baik ASN, masyarakat berpenghasilan tinggi, pelaku usaha bermodal di atas Rp5 juta, untuk tidak memanfaatkan elpiji bersubsidi yang kuotanya terbatas hanya untuk masyarakat sasaran.

Selain memantau distribusi dan penjualan gas elpiji di 289 pangkalan di daerah itu, pihaknya kata dia, juga telah menyurati pemerintah kecamatan untuk mengawasi seluruh pangkalan di wilayah masing-masing.

"Jika ada yang nakal akan langsung ditindak tegas," katanya .

Agar pada Ramadhan 1442 Hijriyah hingga Idul Fitri nanti, tidak terjadi kekosongan stok juga tidak ada pangkalan yang menaikkan harga diatas harga eceran tertinggi (HET).

Ia memastikan, hingga tujuh hari ke depan, ketersediaan elpiji di daerah itu mencapai 781,5 Metrik Ton (MT).

"Kuotanya sangat tersedia hingga awal Ramadhan dan akan terus dipantau untuk mencegah kekosongan," katanya.***

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021