Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi mengatakan sampai dengan Minggu malam jumlah korban meninggal akibat banjir bandang karena cuaca ekstrem di daerah itu tercatat 177 orang.
"Sampai dengan hari ini jumlah korban akibat dari Siklon Tropis Seroja berjumlah 177 orang yang meninggal," kata Wagub NTT Josef Nae Soi dalam konferensi pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dipantau dari Jakarta pada Minggu malam.
Angka itu mengalami kenaikan setelah sebelumnya pada Sabtu (10/4) data BNPB menunjukkan 174 orang meninggal dunia di NTT.
Selain itu, terdapat 45 orang yang masih belum ditemukan setelah cuaca ekstrem disebabkan Siklon Tropis Seroja membuat terjadinya banjir bandang dan angin kencang di banyak daerah di NTT.
Rinciannya korban meninggal dunia paling banyak berasal dari Kabupaten Flores Timur sebanyak 72 orang, Lembata 47 orang, Alor 28 orang, Kabupaten Kupang 12 orang, Malaka tujuh orang, Kota Kupang enam orang, Sabu Raijua tiga orang, serta Ende dan Sikka, masing-masing satu orang.
Untuk orang yang hilang sebanyak 22 orang berasal dari Lembata, 13 orang dari Alor, lima orang dari Sabu Raijua, tiga orang dari Kabupaten Kupang, dan dua dari Flores Timur.
"Daerah-daerah yang belum terjangkau oleh kita yaitu di Kabupaten Kupang dan memang agak terlambat kita mendapatkan informasi karena memang kondisi daerahnya yang terputus karena hanya bisa dilalui jalan darat dan laut," kata dia.
Cuaca tidak bersahabat juga menjadi alasan bantuan belum pemerintah belum mencapai daerah tersebut, dengan terdapat beberapa desa di Kabupaten Kupang yang belum dapat terjangkau sampai saat ini.
Dia memastikan mulai Senin (12/4) akan dikerahkan armada, termasuk helikopter, untuk menjangkau tempat-tempat yang belum terjangkau sebelumnya.
Untuk daerah dengan korban jiwa banyak seperti Flores Timur, Lembata, dan Alor seluruh dusunnya sudah dilayani sebagaimana mestinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021
"Sampai dengan hari ini jumlah korban akibat dari Siklon Tropis Seroja berjumlah 177 orang yang meninggal," kata Wagub NTT Josef Nae Soi dalam konferensi pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dipantau dari Jakarta pada Minggu malam.
Angka itu mengalami kenaikan setelah sebelumnya pada Sabtu (10/4) data BNPB menunjukkan 174 orang meninggal dunia di NTT.
Selain itu, terdapat 45 orang yang masih belum ditemukan setelah cuaca ekstrem disebabkan Siklon Tropis Seroja membuat terjadinya banjir bandang dan angin kencang di banyak daerah di NTT.
Rinciannya korban meninggal dunia paling banyak berasal dari Kabupaten Flores Timur sebanyak 72 orang, Lembata 47 orang, Alor 28 orang, Kabupaten Kupang 12 orang, Malaka tujuh orang, Kota Kupang enam orang, Sabu Raijua tiga orang, serta Ende dan Sikka, masing-masing satu orang.
Untuk orang yang hilang sebanyak 22 orang berasal dari Lembata, 13 orang dari Alor, lima orang dari Sabu Raijua, tiga orang dari Kabupaten Kupang, dan dua dari Flores Timur.
"Daerah-daerah yang belum terjangkau oleh kita yaitu di Kabupaten Kupang dan memang agak terlambat kita mendapatkan informasi karena memang kondisi daerahnya yang terputus karena hanya bisa dilalui jalan darat dan laut," kata dia.
Cuaca tidak bersahabat juga menjadi alasan bantuan belum pemerintah belum mencapai daerah tersebut, dengan terdapat beberapa desa di Kabupaten Kupang yang belum dapat terjangkau sampai saat ini.
Dia memastikan mulai Senin (12/4) akan dikerahkan armada, termasuk helikopter, untuk menjangkau tempat-tempat yang belum terjangkau sebelumnya.
Untuk daerah dengan korban jiwa banyak seperti Flores Timur, Lembata, dan Alor seluruh dusunnya sudah dilayani sebagaimana mestinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021