Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Musim kemarau yang disertai angin kencang yang melanda wilayah Kota Gorontalo dan sekitarnya sejak sebulan terakhir, mulai dirasakan warga khususnya yang bermukim di pegunungan.

Buna Umar, salah seorang warga yang bermukim di pegunungan Kota Gorontalo, Selasa, mengatakan bahwa saat ini dampak kekeringan mulai dirasakan, karena tanaman yang biasanya menjadi penopang ekonomi banyak yang mati dan tidak bisa dipanen.

"Cabai, tomat, bawang serta sayur-sayuran saat ini sangat kekurangan air sehingga tidak bisa lagi kami andalkan," Kata Buna.

Sementara itu, Ram Hasania, warga lainnya mengatakan biasanya setiap pekan yakni hari pasar mingguan, warga yang tinggal di wilayah pegunungan menjual hasil kebun mereka seperti cabai, tomat,bawang, sayuran, papaya dan ubi-ubian, namun sekarang ini gagal panen karena kekurangan air.

"Biasanya setiap minggu kami pergi ke pasar untuk menjual hasil kebun, untuk kemudian uangnya dibelikan keperluan rumah tangga, namun sekarang ini mulai kesulitan," kata Ram.

Dance warga lainnya mengatakan jika kemarau akan melanda wilayah tersebut dalam kurung waktu beberapa bulan lagi, maka dipastikan warga bukan saja menderita karena banyak tanaman yang mati, namun juga akan kekurangan air bersih.

"Selama ini untuk air minum warga banyak mengandalkan sumber dari mata air, namun jika musim kemarau pasti debit airnya berkurang," kata Dance.

Menurut dia, banyak warga yang tidak bisa mengolah kebunnya sebab tanah sudah kering, bahkan tanaman cabai dan tomat, buahnya banyak yang berjatuhan karena tiupan angin yang kencang di wilayah pegunungan.

"Biasanya kami juga mengandalkan tanaman papaya dan pisang untuk dijual, namun sekarang buah yang dihasilkan kecil karena kekurangan air sehingga tidak dapat dijual," kata Dance.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015