Penyuluh Pertanian Desa Bulotalangi Barat, Suwandi Said memperkirakan hasil panen padi di wilayah Desa Bulotalagi Barat, Kecamatan Bulango Timur, Kabupaten Bone Bolango mencapai 12 ton/hektare.
"Untuk luas lahan yang jadi sampel seluasnya 2,5 kali 2,5 meter dengan titik sampel berdasarkan angka random. Dari hasil 6,25 meter persegi, musim tanam lalu setiap hektare sawah menghasilkan 6,8 kilogram atau 10,88 ton gabah kering panen (GKP)," ujarnya, Senin.
Sedangkan untuk saat ini diperoleh bobot gabah 7,98 kilogram dan jika dikonversikan itu setara 12 ton gabah kering panen (GKP).
"Angka tersebut adalah angka dugaan untuk hamparan kelompok Tani Tekad Makmur 1 seluas 25 hektare, berdasarkan kondisi tanaman padi yang di panen," katanya.
Ia menyebutkan dari data yang telah diolah diperoleh bahwa sistem tanam menggunakan sistem tanam legowo 4:1 (Jarak tanam 28x14x56 cm), varietas yang ditanam adalah Ciherang, tanggal penanaman adalah 27 Januari 2021 dan panen diumur 109 hari mengunakan pupuk dan pestisida organik.
"Banyaknya rumpun padi diperoleh sebanyak 166.104 rumpun, jumlah anakan produktif rerata 28 anakan, dan rerata jumlah bulir gabah dalam malai yaitu yang bernas 117,6 butir dan hampa (tidak berisi) sebanyak 24 butir dan bobot bulir per 1.000 butir adalah 23,30 gram," urai Suwandi.
Suwandi pun berharap dari hasil panen tersebut, maka diharapkan petani dapat menggunakan pupuk organik di setiap musim tanam dan menerapkan jarak tanam sistem legowo.
Sementara itu, Kabid Penyuluhan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bone Bolango, Yoana Rahman, mengatakan bahwa capaian produktivitas, tidak hanya menjadi tanggung jawab petani itu sendiri, tetapi juga adanya pengawalan dan pendampingan dari para penyuluh pertanian dan petugas pengamat hama dan penyakit yang ada dimasing-masing desa.
"Untuk hal-hal teknis, petugas kita dalam hal ini para penyuluh pertanian akan selalu siap dan siaga untuk kawal dan damping petani dalam berusaha tani," ujar Yoana.
Untuk menghitung capaian produksi, lanjut Yoana, dilakukan dengan teknik ubinan secara swadaya dengan variable pengamatannya adalah jarak tanam, jumlah anakan produktif dan bobot bulir gabah permalai serta pengambilan titik sampel dilakukan sesuai rekomendasi BPS dengan cara acak berdasarkan angka random.
Salah seorang petani, Naco Burudji, anggota kelompok tani Tekad Makmur 1 Desa Bulotalangi Barat, mengakui bahwa untuk musim tanam/panen saat ini pertumbuhan padi sangat baik.
Bersama dengan petugas POPT dan Penyuluh serangan OPT dapat dikendalikan sejak dini serta masih konsisten dengan penggunaan bahan-bahan organik dalam budidaya.
"Alhamdulillah, berbeda dengan musim panen lalu. Kali ini hasil padi sangat baik dan untuk penggunaan pupuk dan pestisida kimia dikurangi dan dibatasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021
"Untuk luas lahan yang jadi sampel seluasnya 2,5 kali 2,5 meter dengan titik sampel berdasarkan angka random. Dari hasil 6,25 meter persegi, musim tanam lalu setiap hektare sawah menghasilkan 6,8 kilogram atau 10,88 ton gabah kering panen (GKP)," ujarnya, Senin.
Sedangkan untuk saat ini diperoleh bobot gabah 7,98 kilogram dan jika dikonversikan itu setara 12 ton gabah kering panen (GKP).
"Angka tersebut adalah angka dugaan untuk hamparan kelompok Tani Tekad Makmur 1 seluas 25 hektare, berdasarkan kondisi tanaman padi yang di panen," katanya.
Ia menyebutkan dari data yang telah diolah diperoleh bahwa sistem tanam menggunakan sistem tanam legowo 4:1 (Jarak tanam 28x14x56 cm), varietas yang ditanam adalah Ciherang, tanggal penanaman adalah 27 Januari 2021 dan panen diumur 109 hari mengunakan pupuk dan pestisida organik.
"Banyaknya rumpun padi diperoleh sebanyak 166.104 rumpun, jumlah anakan produktif rerata 28 anakan, dan rerata jumlah bulir gabah dalam malai yaitu yang bernas 117,6 butir dan hampa (tidak berisi) sebanyak 24 butir dan bobot bulir per 1.000 butir adalah 23,30 gram," urai Suwandi.
Suwandi pun berharap dari hasil panen tersebut, maka diharapkan petani dapat menggunakan pupuk organik di setiap musim tanam dan menerapkan jarak tanam sistem legowo.
Sementara itu, Kabid Penyuluhan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bone Bolango, Yoana Rahman, mengatakan bahwa capaian produktivitas, tidak hanya menjadi tanggung jawab petani itu sendiri, tetapi juga adanya pengawalan dan pendampingan dari para penyuluh pertanian dan petugas pengamat hama dan penyakit yang ada dimasing-masing desa.
"Untuk hal-hal teknis, petugas kita dalam hal ini para penyuluh pertanian akan selalu siap dan siaga untuk kawal dan damping petani dalam berusaha tani," ujar Yoana.
Untuk menghitung capaian produksi, lanjut Yoana, dilakukan dengan teknik ubinan secara swadaya dengan variable pengamatannya adalah jarak tanam, jumlah anakan produktif dan bobot bulir gabah permalai serta pengambilan titik sampel dilakukan sesuai rekomendasi BPS dengan cara acak berdasarkan angka random.
Salah seorang petani, Naco Burudji, anggota kelompok tani Tekad Makmur 1 Desa Bulotalangi Barat, mengakui bahwa untuk musim tanam/panen saat ini pertumbuhan padi sangat baik.
Bersama dengan petugas POPT dan Penyuluh serangan OPT dapat dikendalikan sejak dini serta masih konsisten dengan penggunaan bahan-bahan organik dalam budidaya.
"Alhamdulillah, berbeda dengan musim panen lalu. Kali ini hasil padi sangat baik dan untuk penggunaan pupuk dan pestisida kimia dikurangi dan dibatasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021