Jakarta, (ANTARA GORONTALO) - Ahli saluran kemih Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, dr Marto Sugiono SpU, mengatakan penyakit batu ginjal kerap diderita pada usia produktif.
"Setiap tahun lebih dari setengah juta orang datang ke rumah sakit dengan masalah saluran kemih, khususnya batu ginjal," ujar Koordinator Pusat Urologi Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, dr Marto Sugiono SpU, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Batu ginjal adalah penyakit saluran kemih yang sering terjadi dengan prevalensi mendekati 20 persen dan terjadi pada usia produktif (20 hingga 50 tahun).
"Hal itu dikarenakan gaya hidup, karena kesibukan bekerja sehingga membuat seseorang lupa minum," jelas dia, sambil menyebut idealnya setiap orang mengonsumsi sekitar 2,5 liter air putih setiap harinya.
Faktor risiko lainnya adalah tinggal dan bekerja di daerah panas dan asupan kalsium yang kurang. "Awalnya dalam bentuk kristal kemudian lama-lama terbentuk batu ginjal," lanjut dia.
Perlu diwaspadai apabila batu ginjal dibiarkan membesar dan menyumbat aliran urin serta menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat permanen.
Selain itu, obat-obatan yang dapat menghancurkan batu ginjal tidak dapat digunakan apabila batu ginjal berukuran lebih dari 5 mm.
"Salah satu metode yang dapat digunakan adalah "Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy" atau (ESWL)," terang dokter yang telah 19 tahun bekerja di Inggris tersebut.
ESWL merupakan solusi efektif yang memiliki daya penghancuran batu ginjal lebih optimal dengan rasa nyeri minimal.
ESWL adalah tindakan non-invasif (tanpa pembedahan) untuk menghancurkan batu ginjal tanpa operasi.
Dengan menggunakan gelombang suara kejut, batu ginjal dihancurkan menjadi lebih kecil sehingga dapat keluar secara alami melalui saluran kencing.
Prosedur tersebut hanya memerlukan waktu sekitar satu jam dan tidak memerlukan pembiasaan. Pasien akan diminta untuk berbaring dengan posisi tertentu agar batu ginjal dapat ditemukan dengan menggunakan USG dan sinar X, sehingga gelombang suara kejut difokuskan pada batu ginjal.
Setelah prosedur selesai dilakukan, pasien akan diminta untuk meminum banyak cairan untuk membilas keluar sisa batu ginjal yang tersisa.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015
"Setiap tahun lebih dari setengah juta orang datang ke rumah sakit dengan masalah saluran kemih, khususnya batu ginjal," ujar Koordinator Pusat Urologi Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, dr Marto Sugiono SpU, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Batu ginjal adalah penyakit saluran kemih yang sering terjadi dengan prevalensi mendekati 20 persen dan terjadi pada usia produktif (20 hingga 50 tahun).
"Hal itu dikarenakan gaya hidup, karena kesibukan bekerja sehingga membuat seseorang lupa minum," jelas dia, sambil menyebut idealnya setiap orang mengonsumsi sekitar 2,5 liter air putih setiap harinya.
Faktor risiko lainnya adalah tinggal dan bekerja di daerah panas dan asupan kalsium yang kurang. "Awalnya dalam bentuk kristal kemudian lama-lama terbentuk batu ginjal," lanjut dia.
Perlu diwaspadai apabila batu ginjal dibiarkan membesar dan menyumbat aliran urin serta menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat permanen.
Selain itu, obat-obatan yang dapat menghancurkan batu ginjal tidak dapat digunakan apabila batu ginjal berukuran lebih dari 5 mm.
"Salah satu metode yang dapat digunakan adalah "Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy" atau (ESWL)," terang dokter yang telah 19 tahun bekerja di Inggris tersebut.
ESWL merupakan solusi efektif yang memiliki daya penghancuran batu ginjal lebih optimal dengan rasa nyeri minimal.
ESWL adalah tindakan non-invasif (tanpa pembedahan) untuk menghancurkan batu ginjal tanpa operasi.
Dengan menggunakan gelombang suara kejut, batu ginjal dihancurkan menjadi lebih kecil sehingga dapat keluar secara alami melalui saluran kencing.
Prosedur tersebut hanya memerlukan waktu sekitar satu jam dan tidak memerlukan pembiasaan. Pasien akan diminta untuk berbaring dengan posisi tertentu agar batu ginjal dapat ditemukan dengan menggunakan USG dan sinar X, sehingga gelombang suara kejut difokuskan pada batu ginjal.
Setelah prosedur selesai dilakukan, pasien akan diminta untuk meminum banyak cairan untuk membilas keluar sisa batu ginjal yang tersisa.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015