Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Provinsi Gorontalo, Risjon Sunge, Selasa, mengatakan sebanyak 29.396 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Provinsi Gorontalo gulung tikar selama pandemi COVID-19.

Jumlah itu mencapai 31 persen dari total UMKM di Provinsi Gorontalo sebanyak 94.829.

“Kami sudah mengusulkan 63 ribu UMKM ke pemerintah pusat untuk mendapatkan bantuan Rp1,2 juta per bulan per UMKM. Sejauh ini baru sekitar 30 persen yang masuk rekening,” kata Risjon saat rapat daring bersama gubernur dan pimpinan OPD.

Menurutnya faktor penyebab tumbangnya UMKM di masa pandemi, karena biaya produksi yang tidak sebanding dengan keuntungan penjualan.

Produk UMKM banyak yang tidak terjual, bahan baku kian mahal, dan modal usaha yang terbatas.

Terkait laporan tersebut, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie meminta agar semua sumber daya Pemprov diarahkan untuk membantu semua UMKM di kabupaten dan kota.

Salah satu yang bisa dimanfaatkan yakni modal usaha dan bantuan sembako dari BAZNAS provinsi.

“Kita punya dana Baznas, selama ini untuk warga kurang mampu. Kita arahkan dulu membantu UMKM. Kita kasih mereka modal usaha untuk bangkit lagi. Kita kasih juga sembako,” ujarnya.

Ia mengaku prihatin dengan kondisi tersebut dan melihat langsung keterpurukan UMKM.

"Ada UMKM yang biasa memasarkan produknya di toko pribadi istri saya, banyak yang tidak laris. Saya lihat sendiri produk-produk makanan kadaluarsa sebelum sempat dibeli konsumen," ungkapnya.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021