Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan bahwa tanggul untuk menahan air laut bukanlah solusi permanan atas kemungkinan Jakarta tenggelam, seperti yang disinggung Joe Biden (Presiden AS) dalam pidatonya.
Menurut Anies, yang harusnya tidak boleh dilupakan, adalah pengendalian eksploitasi air tanah yang dapat memperlambat penurunan muka tanah.
"Jakarta tenggelam tidak hanya dikarenakan naiknya permukaan air laut, seperti yang diperbincangkan oleh Joe Biden, tapi juga penurunan muka tanah yang salah satu sebabnya eksploitasi air tanah. Ada studi dilakukan menunjukkan penurunan tanah terjadi di hampir seluruh wilayah di Jakarta. Jadi Jakarta ini dua, air laut naik dan permukaan tanah turun," tutur Anies dalam rekaman webinar Ikatan Institut Teknologi Bandung yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Anies menjelaskan, sejumlah upaya terus dilakukan Pemprov DKI untuk menekan penggunaan air tanah di ibu kota.
Ia menyebut upaya itu, antara lain dengan menindak pelanggaran yang dilakukan gedung-gedung karena penggunaan air tanah berlebih dan tidak melakukan penyaluran air pipa lewat PAM Jaya.
Ia mengaku telah melakukan inspeksi di kawasan sepanjang Sudirman-Thamrin. Hasilnya, ditemukan banyaknya gedung uang kurang menaati aturan terkait penggunaan air ini.
"Kalau ada yang secara ilmiah kebijakan Jakarta harus ada yang diperbaiki, yuk (ayo) kita perbaiki sama-sama. Yang penting prioritas tadi tidak kelewat. People, planet, keadilan dan kelestarian," ucap Anies.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut bahwa Ibu Kota RI, DKI Jakarta, saat ini dalam kondisi terancam.
Dalam pidatonya di kantor Direktur Intelijen Nasional AS pada 27 Juli lalu, presiden negara adidaya itu menyebut bahwa Jakarta terancam tenggelam dikarenakan perubahan iklim yang saat ini sedang menghantui seluruh dunia, sehingga Indonesia harus memindahkan ibu kota negaranya.
Badan Antariksa AS NASA mengatakan meningkatnya suhu global dan lapisan es yang mencair membuat banyak kota di pesisir, seperti Jakarta menghadapi risiko banjir dan juga luapan air laut yang semakin besar.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021
Menurut Anies, yang harusnya tidak boleh dilupakan, adalah pengendalian eksploitasi air tanah yang dapat memperlambat penurunan muka tanah.
"Jakarta tenggelam tidak hanya dikarenakan naiknya permukaan air laut, seperti yang diperbincangkan oleh Joe Biden, tapi juga penurunan muka tanah yang salah satu sebabnya eksploitasi air tanah. Ada studi dilakukan menunjukkan penurunan tanah terjadi di hampir seluruh wilayah di Jakarta. Jadi Jakarta ini dua, air laut naik dan permukaan tanah turun," tutur Anies dalam rekaman webinar Ikatan Institut Teknologi Bandung yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Anies menjelaskan, sejumlah upaya terus dilakukan Pemprov DKI untuk menekan penggunaan air tanah di ibu kota.
Ia menyebut upaya itu, antara lain dengan menindak pelanggaran yang dilakukan gedung-gedung karena penggunaan air tanah berlebih dan tidak melakukan penyaluran air pipa lewat PAM Jaya.
Ia mengaku telah melakukan inspeksi di kawasan sepanjang Sudirman-Thamrin. Hasilnya, ditemukan banyaknya gedung uang kurang menaati aturan terkait penggunaan air ini.
"Kalau ada yang secara ilmiah kebijakan Jakarta harus ada yang diperbaiki, yuk (ayo) kita perbaiki sama-sama. Yang penting prioritas tadi tidak kelewat. People, planet, keadilan dan kelestarian," ucap Anies.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut bahwa Ibu Kota RI, DKI Jakarta, saat ini dalam kondisi terancam.
Dalam pidatonya di kantor Direktur Intelijen Nasional AS pada 27 Juli lalu, presiden negara adidaya itu menyebut bahwa Jakarta terancam tenggelam dikarenakan perubahan iklim yang saat ini sedang menghantui seluruh dunia, sehingga Indonesia harus memindahkan ibu kota negaranya.
Badan Antariksa AS NASA mengatakan meningkatnya suhu global dan lapisan es yang mencair membuat banyak kota di pesisir, seperti Jakarta menghadapi risiko banjir dan juga luapan air laut yang semakin besar.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021