Pengendalian penyakit malaria di sejumlah daerah penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 Papua dilakukan lewat pengasapan atau "fogging", kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
"Dalam dua pekan terakhir ini Kemenkes bekerja sama dengan Dinkes Papua sudah melakukan 'fogging' ke seluruh venue tempat pertandingan PON dan juga tempat tinggalnya atlet untuk memastikan bahwa bersih dari vektor dari nyamuk yang bisa menularkan malaria," kata Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers secara virtual yang diikuti melalui YouTube Kemenko PMK di Jakarta, Senin siang.
Sementara itu Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto mengatakan Provinsi Papua hingga saat ini masih berstatus sebagai endemi tinggi penyakit malaria yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina pembawa parasit Plasmodium.
"Sebanyak 86 persen dari total kasus malaria di Indonesia disumbang dari Provinsi Papua, sisanya berasal dari Papua Barat dan Maluku," katanya.
Menurut dia Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Merauke dan Timika masuk dalam zona merah malaria sehingga perlu dilakukan langkah antisipasi.
Khusus untuk pertandingan malam, katanya, upaya yang disepakati bersama Dinkes Papua adalah pengasapan di seluruh area hotel, wisma, penginapan atlet dan pelatih," katanya.
Kemenkes telah mengutus personel pengendali vektor untuk melakukan fogging minimal sepekan sekali di seluruh fasilitas penginapan, utamanya di bagian dinding serta lokasi yang berdekatan dengan habitat nyamuk.
Kemudian di setiap arena yang menggelar pertandingan pada pagi hingga sore, difogging minimal sepekan sekali.
"Kecuali kalau ada pertandingan malam. Maka setiap hari dua sampai tiga jam sebelum pertandingan dimulai kita fogging dulu," demikian Didik Budijanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021
"Dalam dua pekan terakhir ini Kemenkes bekerja sama dengan Dinkes Papua sudah melakukan 'fogging' ke seluruh venue tempat pertandingan PON dan juga tempat tinggalnya atlet untuk memastikan bahwa bersih dari vektor dari nyamuk yang bisa menularkan malaria," kata Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers secara virtual yang diikuti melalui YouTube Kemenko PMK di Jakarta, Senin siang.
Sementara itu Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto mengatakan Provinsi Papua hingga saat ini masih berstatus sebagai endemi tinggi penyakit malaria yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina pembawa parasit Plasmodium.
"Sebanyak 86 persen dari total kasus malaria di Indonesia disumbang dari Provinsi Papua, sisanya berasal dari Papua Barat dan Maluku," katanya.
Menurut dia Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Merauke dan Timika masuk dalam zona merah malaria sehingga perlu dilakukan langkah antisipasi.
Khusus untuk pertandingan malam, katanya, upaya yang disepakati bersama Dinkes Papua adalah pengasapan di seluruh area hotel, wisma, penginapan atlet dan pelatih," katanya.
Kemenkes telah mengutus personel pengendali vektor untuk melakukan fogging minimal sepekan sekali di seluruh fasilitas penginapan, utamanya di bagian dinding serta lokasi yang berdekatan dengan habitat nyamuk.
Kemudian di setiap arena yang menggelar pertandingan pada pagi hingga sore, difogging minimal sepekan sekali.
"Kecuali kalau ada pertandingan malam. Maka setiap hari dua sampai tiga jam sebelum pertandingan dimulai kita fogging dulu," demikian Didik Budijanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021