Makkah (ANTARA GORONTALO) - Bus Shalawat yang biasa mengantar jemaah dari
pemondokan akan dihentikan sementara operasionalnya mulai 19 September
2015 untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di Makkah dan memberi waktu
kepada jemaah untuk istirahat menjelang puncak haji di Arafah.
"Sesuai dengan peraturan Pemerintah Arab Saudi, H-5 sebelum puncak haji di Arafah semua layanan bus dari berbagai negara dihentikan sementara," kata Kepala Bidang Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1436H/2015M Subhan Cholid, di Makkah, Rabu.
Ia mengatakan selama Bus Shalawat tidak beroperasi, jemaah diharapkan melakukan shalat lima waktu di masjid terdekat dengan pemondokan masing-masing.
"Ini bagian dari upaya Pemerintah Arab Saudi untuk mendorong jemaah istirahat menjelang puncak haji di Arafah," kata Subhan.
Kendati demikian, lanjut dia, bagi jemaah yang ingin tetap beribadah ke Masjidil Haram masih ada angkutan umum berupa taksi yang masih terus beroperasi.
"Tapi pasti tarifnya naik. Kalau sekarang tiga riyal per orang masih mau, pada saat Bus Shalawat berhenti tarifnya bisa 10-15 riyal per orang," ujar Subhan.
Bus Shalawat baru akan beroperasi kembali pada 28 September 2015 untuk mengantar jemaah Shalat Dzuhur.
PPIH menyiapkan 209 bus yang tersebar pada 10 rute untuk mengantar sekitar 119.000 calon haji reguler yang ingin berangkat ibadah ke Masjidil Haram dari pemondokan masing-masing.
Bus tersebut khusus mengantar jemaah yang pemondokannya berada di atas 2.000 meter dari Masjidil Haram. Tahun ini pemondokan jemaah haji Indonesia tersebar pada enam wilayah yaitu Misfalah, Jarwal, Mahbas Jin, Raudhah, Syisyah, dan Aziziah.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015
"Sesuai dengan peraturan Pemerintah Arab Saudi, H-5 sebelum puncak haji di Arafah semua layanan bus dari berbagai negara dihentikan sementara," kata Kepala Bidang Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1436H/2015M Subhan Cholid, di Makkah, Rabu.
Ia mengatakan selama Bus Shalawat tidak beroperasi, jemaah diharapkan melakukan shalat lima waktu di masjid terdekat dengan pemondokan masing-masing.
"Ini bagian dari upaya Pemerintah Arab Saudi untuk mendorong jemaah istirahat menjelang puncak haji di Arafah," kata Subhan.
Kendati demikian, lanjut dia, bagi jemaah yang ingin tetap beribadah ke Masjidil Haram masih ada angkutan umum berupa taksi yang masih terus beroperasi.
"Tapi pasti tarifnya naik. Kalau sekarang tiga riyal per orang masih mau, pada saat Bus Shalawat berhenti tarifnya bisa 10-15 riyal per orang," ujar Subhan.
Bus Shalawat baru akan beroperasi kembali pada 28 September 2015 untuk mengantar jemaah Shalat Dzuhur.
PPIH menyiapkan 209 bus yang tersebar pada 10 rute untuk mengantar sekitar 119.000 calon haji reguler yang ingin berangkat ibadah ke Masjidil Haram dari pemondokan masing-masing.
Bus tersebut khusus mengantar jemaah yang pemondokannya berada di atas 2.000 meter dari Masjidil Haram. Tahun ini pemondokan jemaah haji Indonesia tersebar pada enam wilayah yaitu Misfalah, Jarwal, Mahbas Jin, Raudhah, Syisyah, dan Aziziah.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015