Dua kabupaten di Provinsi Gorontalo yakni Bone Bolango dan Gorontalo Utara, kini menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1 dari yang sebelumnya level 2.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Yana Yanti Suleman, Selasa, menjelaskan bahwa level yang dicapai disebabkan oleh pelacakan (tracking) yang terbatas.

Menurutnya “tracking” yang dilakukan hanya kepada warga yang akan melakukan pemberangkatan.

Secara epidemiologi, ia menyebut data tersebut tidak bermakna karena pelacakan juga harus dilakukan terhadap warga yang memiliki kontak erat dengan pasien positif.

“Misalnya yang diperiksa dari 100 orang dan tidak ada yang positif. Yang diperiksa ini bukan orang yang kontak erat, sebatas pada yang orang mau berangkat. Tracking pada epidemologi adalah mencari orang yang positif, sehingga data ini berimbas kepada angka kematian yang begitu terus pada rata-rata kematian nasional,” tambahnya.

Menanggapi hal itu, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyarankan untuk melakukan “tracking” maksimal kepada 15 orang yang terkonfirmasi atau memiliki riwayat kontak erat terhadap pasien positif.

Ia juga berencana akan menjangkau daerah – daerah pelosok bersama Satgas COVID-19, untuk melakukan pemantauan lebih intensif kepada warga.

Ia mengakui setelah beberapa kali mengunjungi daerah pelosok, banyak warga yang tidak lagi menerapkan protokol kesehatan.

Gubernur juga menyarankan untuk menggunakan fasilitas pemerintah seperti gedung sekolah dalam pelaksanaan vaksinasi di desa, untuk mengatasi kendala lokasi basah di musim hujan.

“Kita jangan pernah lengah dan merasa puas termasuk Kabupaten Bone Bolango dan Gorontalo Utara yang sekarang PPKM level 1. Harus tetap dipantau terus,” imbuhnya.

 

 

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021