Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Akibat kerusakan pipa boiler Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Amurang, Sulawesi Utara, mengalami kebocoran dan harus keluar dari sistem, berdampak pada pemadaman di Gorontalo yang lebih lama dari biasanya.
Manager Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Gorontalo Putu Eka Astawa mengatakan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat Gorontalo karena pemadaman listrik yag menjadi lebih lama dari biasanya, Sabtu.
"Kami mohon maaf atas terjadinya pemadaman yang cukup panjang ini, kemarin sore PLTU Amurang (50 MW) harus keluar sistem karena mengalami bocor pipa boiler dan harus dilakukan perbaikan selama tujuh hari, kemudian untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air Sulut juga mengalami penurunan daya yang cukup banyak (30 MW) karena musim kemarau," ungkapnya.
Total padam sistem Sulawesi Utara dan Gorontalo rata-rata per harinya mencapai 80-100 Mega Watt yang berdampak pada pemadaman listrik dapat terjadi dua kali sehari atau durasinya lebih lama di Gorontalo.
"kami berupaya Gorontalo mendapat porsi padam lebih kecil dibanding Sulawesi Utara, atas kondisi ini kami memohon maaf yang sebesar-besarnya, Selain perbaikan terhadap PLTU Amurang, kami berupaya tetap mempertahankan PLTU Molotabu yang saat ini sudah beroperasi penuh," katanya.
Pihak PLN Gorontalo juga berharap bulan Oktober dan November agar segera turun hujan agar bisa meningkatkan daya mampu PLTA, walaupun diprediksi musim kemarau tahun ini akan cukup panjang.
"Upaya pemulihan jangka pendek juga yaitu pecepatan pembangunan PLTG 2x50 yang sudah dimulai pada pertengahan Agustus 2015 dan maret 2016 jika lancar, 25 MW bisa masuk ke sistem, kita doakan semua upaya yang dilakukan pemerintah dan PLN dapat berjalan lancar dan kami memohon kesabaran dan pengertian seluruh masyarakat atas kondisi ini," tutup Putu Eka.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015
Manager Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Gorontalo Putu Eka Astawa mengatakan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat Gorontalo karena pemadaman listrik yag menjadi lebih lama dari biasanya, Sabtu.
"Kami mohon maaf atas terjadinya pemadaman yang cukup panjang ini, kemarin sore PLTU Amurang (50 MW) harus keluar sistem karena mengalami bocor pipa boiler dan harus dilakukan perbaikan selama tujuh hari, kemudian untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air Sulut juga mengalami penurunan daya yang cukup banyak (30 MW) karena musim kemarau," ungkapnya.
Total padam sistem Sulawesi Utara dan Gorontalo rata-rata per harinya mencapai 80-100 Mega Watt yang berdampak pada pemadaman listrik dapat terjadi dua kali sehari atau durasinya lebih lama di Gorontalo.
"kami berupaya Gorontalo mendapat porsi padam lebih kecil dibanding Sulawesi Utara, atas kondisi ini kami memohon maaf yang sebesar-besarnya, Selain perbaikan terhadap PLTU Amurang, kami berupaya tetap mempertahankan PLTU Molotabu yang saat ini sudah beroperasi penuh," katanya.
Pihak PLN Gorontalo juga berharap bulan Oktober dan November agar segera turun hujan agar bisa meningkatkan daya mampu PLTA, walaupun diprediksi musim kemarau tahun ini akan cukup panjang.
"Upaya pemulihan jangka pendek juga yaitu pecepatan pembangunan PLTG 2x50 yang sudah dimulai pada pertengahan Agustus 2015 dan maret 2016 jika lancar, 25 MW bisa masuk ke sistem, kita doakan semua upaya yang dilakukan pemerintah dan PLN dapat berjalan lancar dan kami memohon kesabaran dan pengertian seluruh masyarakat atas kondisi ini," tutup Putu Eka.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015