Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Setelah fokus ke bisnis retail dan marketplace,
CEO Lazada, Maximilian Bittner mengatakan bahwa saat ini situs destinasi
belanja dan berjualan online itu berniat fokus ke bisnis UKM.
"Pada awal berdiri kami fokus pada retail, setelah itu marketplace. Kami melakukan ini bukan tanpa alasan, kami ingin memperkuat tim terlebih dahulu, dan saat ini dengan tim kami, kami siap untuk memperluas ke bisnis UKM," kata dia, di Jakarta, Kamis.
Meski saat ini Bittner mengatakan bahwa kontribusi bisnis UKM pada pendapatan Lazada Indonesia masih di bawah 20 persen, Bittner optimis bahwa kedepannya UKM akan membawa kontribusi yang besar.
"Penetrasi internet dan smartphone sangat mendorong orang-orang untuk "online". Kami juga melihat bahwa retail offline tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan," ujar dia.
"Untuk itu, kami sangat yakin dengan hal ini. Terlebih lagi untuk daerah di luar Jakarta di mana department store belum sebanyak di Jakarta," sambung dia.
Bittner juga mengungkapkan bahwa para pembeli justru sebagian besar berasal dari Sumatera dan Kalimantan. Oleh karena itu, untuk memuaskan konsumennya dalam hal ketersediaan barang Lazada telah membangun warehouse di Surabaya.
Selain itu, untuk mendapatkan kepercayaan konsumen, Lazada juga menghadirkan sistem COD (Cash on Delivery) di mana pembeli dapat membayar di tempat saat barang pesan sampai.
Tidak hanya untuk pembeli, mendorong lebih banyak lagi penjual, Lazada juga baru saja memperkenalkan layanan Fulfillment by Lazada, yang menyediakan layanan logistik serta operasional bagi para penjual, sehingga diharapkan mereka dapat lebih fokus dalam melebarkan portofolio produk serta meningkatkan bisnis mereka.
Lazada juga menerapkan komisi nol persen untuk penjual mulai Oktober hingga Desember yang diharapkan akan berdampak pada harga-harga produk yang lebih terjangkau bagi konsumen di Indonesia.
"Dari pada memasang poster atau iklan di media, lebih baik uangnya untuk konsumen. Kami pastikan bahwa konsumen akan puas berbelanja di Lazada," ujar Bittner.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015
"Pada awal berdiri kami fokus pada retail, setelah itu marketplace. Kami melakukan ini bukan tanpa alasan, kami ingin memperkuat tim terlebih dahulu, dan saat ini dengan tim kami, kami siap untuk memperluas ke bisnis UKM," kata dia, di Jakarta, Kamis.
Meski saat ini Bittner mengatakan bahwa kontribusi bisnis UKM pada pendapatan Lazada Indonesia masih di bawah 20 persen, Bittner optimis bahwa kedepannya UKM akan membawa kontribusi yang besar.
"Penetrasi internet dan smartphone sangat mendorong orang-orang untuk "online". Kami juga melihat bahwa retail offline tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan," ujar dia.
"Untuk itu, kami sangat yakin dengan hal ini. Terlebih lagi untuk daerah di luar Jakarta di mana department store belum sebanyak di Jakarta," sambung dia.
Bittner juga mengungkapkan bahwa para pembeli justru sebagian besar berasal dari Sumatera dan Kalimantan. Oleh karena itu, untuk memuaskan konsumennya dalam hal ketersediaan barang Lazada telah membangun warehouse di Surabaya.
Selain itu, untuk mendapatkan kepercayaan konsumen, Lazada juga menghadirkan sistem COD (Cash on Delivery) di mana pembeli dapat membayar di tempat saat barang pesan sampai.
Tidak hanya untuk pembeli, mendorong lebih banyak lagi penjual, Lazada juga baru saja memperkenalkan layanan Fulfillment by Lazada, yang menyediakan layanan logistik serta operasional bagi para penjual, sehingga diharapkan mereka dapat lebih fokus dalam melebarkan portofolio produk serta meningkatkan bisnis mereka.
Lazada juga menerapkan komisi nol persen untuk penjual mulai Oktober hingga Desember yang diharapkan akan berdampak pada harga-harga produk yang lebih terjangkau bagi konsumen di Indonesia.
"Dari pada memasang poster atau iklan di media, lebih baik uangnya untuk konsumen. Kami pastikan bahwa konsumen akan puas berbelanja di Lazada," ujar Bittner.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015