Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Manajer PLN Cabang Gorontalo Putu Eka Astawa mengatakan musim kemarau turut berdampak pada turunnya pasokan listrik di Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Utara.

"Pembangkit listrik tenaga air di Sulut yang harusnya berkapasitas 45 Mega Watt hanya bisa memproduksi 20 MW, karena kekeringan di Danau Tondano," katanya di Gorontalo, Sabtu.

Kekurangan produksi listrik juga terjadi di PLTU Amurang, Sulawesi Utara dari 45 MW menjadi 20 MW, sehingga pemadaman listrik bergilir di dua daerah tersebut tidak bisa dihindari.

Dampak kekeringan juga sempat mengganggu pasokan listrik di PLTU Molotabu, Gorontalo karena terbakarnya batubara yang masih berada di kapal pengangkut.

Meski demikian, Astawa memastikan pasokan listrik dari Molotabu sebesar 22 MW sudah bisa digunakan dengan maksimal dalam dua minggu terakhir.

Ia menjelaskan, kendatipun seluruh pembangkit listrik di Sulut dan Gorontalo beroperasi maksimal, tetap saja PLN harus melakukan pemadaman listrik karena tidak memiliki cadangan.

"Sistem kelistrikan yang sehat harus ada cadangan minimal 10 persen dari total kebutuhan, untuk menutupi kekurangan saat ada gangguan teknis atau pemeliharaan rutin," ungkapnya.

Dari seluruh daerah di Indonesia, hanya Bali dan Sulawesi Selatan yang memiliki pasokan listrik caangan tersebut.

Karena kondisi itu, PLN melakukan pemadaman pada skala jasa dan industri seperti mall dan pabrik di Gorontalo dan Sulut.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015