Presiden Joko Widodo meresmikan peluncuran mobil listrik pertama yang dirakit di Indonesia yaitu Ioniq 5 buatan PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI).
"Hari ini saya datang ke Bekasi untuk menyaksikan dan meluncurkan mobil listrik Ioniq 5. Momen yang terus saya tunggu-tunggu," kata Presiden Joko Widodo di Cikarang, Jawa Barat, Rabu, saat meresmikan pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Cikarang.
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Chairman Hyundai Mogor Group Euisun Chung, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Park Tae Sung. dan pejabat terkait lainnya.
"Kita ingin segera melakukan transisi besar-besaran dari mobil yang menggunakan bahan bakar fosil ke mobil listrik yang ramah lingkungan," ungkap Presiden.
Ke depan, menurut Presiden Jokowi, kendaraan listrik harus menjadi moda transportasi utama di Indonesia. "Termasuk menjadi tumpuan untuk transportasi ramah lingkungan yang dikembangkan juga nantinya Ibu Kota Negara Nusantara," tambah Presiden.
Pemerintah, kata Presiden Jokowi, akan selalu mendukung setiap investasi kendaraan listrik di Indonesia dan juga pengembangan industri hulunya terutama industri baterai.
"Seperti hari ini Hyundai akan meluncurkan mobil listrik Hyundai Ioniq 5. Mobil ini menjadi mobil listrik pertama yang dibuat di Indonesia, yang diproduksi untuk memenuhi pasar Indonesia maupun pasar ekspor," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi berharap mobil Ioniq 5 akan menjadi "milestone" penting dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia sehingga semakin canggih dan diminati.
Ioniq 5 pertama kali diperkenalkan pada 23 Februari 2021 dan menjadi mobil pertama Hyundai yang menggunakan platform Hyundai "Electric Global Modular Platform" (E-GMP).
Salah satu keunggulan dari mobil jenis SUV listrik ini adalah waktu pengisian baterai dari 10 sampai 80 persen dalam waktu 18 menit saja.
Selain itu, Ioniq 5 tersedia dalam pilihan baterai 72,6 kWh dan 77,4 kWh sehingga mampu menempuh perjalanan 423 km hingga 490 km dalam sekali pengisian daya baterai.
Dari dua model yang ditawarkan yaitu Ioniq 5 "all wheel drive" tercatat harga Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) adalah Rp473 juta dan Ioniq 5 2WD nilai NJKB adalah sebesar Rp450 juta.
PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) sendiri adalah bagian dari Hyundai Motor Company yang berkomitmen untuk melakukan investasi sebesar 1,55 miliar dolar AS atau Rp22 triliun sampai 2030.
Di pabrik manufaktur seluas 8,35 juta kaki persegi (77,6 hektare) itu, Hyundai akan memasok produksinya ke berbagai kawasan Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Filipina.
Produksi secara komersial pada akhir 2021, dengan kapasitas produksi 150.000 unit per tahun atau maksimal 250.000 unit per tahun.
Hyundai berencana mengekspor 59.000 unit kendaraan Completely Knocked Down (CKD) per tahun, serta mempertimbangkan untuk mengekspor produknya ke Australia dan Timur Tengah.
Hyundai memperkirakan pabrik baru itu dapat memberikan kontribusi ekonomi senilai lebih dari 20 miliar dolar AS selama satu dekade pertama sejak pabrik ini didirikan dan akan membuka sekitar 23.000 lapangan pekerjaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022
"Hari ini saya datang ke Bekasi untuk menyaksikan dan meluncurkan mobil listrik Ioniq 5. Momen yang terus saya tunggu-tunggu," kata Presiden Joko Widodo di Cikarang, Jawa Barat, Rabu, saat meresmikan pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Cikarang.
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Chairman Hyundai Mogor Group Euisun Chung, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Park Tae Sung. dan pejabat terkait lainnya.
"Kita ingin segera melakukan transisi besar-besaran dari mobil yang menggunakan bahan bakar fosil ke mobil listrik yang ramah lingkungan," ungkap Presiden.
Ke depan, menurut Presiden Jokowi, kendaraan listrik harus menjadi moda transportasi utama di Indonesia. "Termasuk menjadi tumpuan untuk transportasi ramah lingkungan yang dikembangkan juga nantinya Ibu Kota Negara Nusantara," tambah Presiden.
Pemerintah, kata Presiden Jokowi, akan selalu mendukung setiap investasi kendaraan listrik di Indonesia dan juga pengembangan industri hulunya terutama industri baterai.
"Seperti hari ini Hyundai akan meluncurkan mobil listrik Hyundai Ioniq 5. Mobil ini menjadi mobil listrik pertama yang dibuat di Indonesia, yang diproduksi untuk memenuhi pasar Indonesia maupun pasar ekspor," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi berharap mobil Ioniq 5 akan menjadi "milestone" penting dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia sehingga semakin canggih dan diminati.
Ioniq 5 pertama kali diperkenalkan pada 23 Februari 2021 dan menjadi mobil pertama Hyundai yang menggunakan platform Hyundai "Electric Global Modular Platform" (E-GMP).
Salah satu keunggulan dari mobil jenis SUV listrik ini adalah waktu pengisian baterai dari 10 sampai 80 persen dalam waktu 18 menit saja.
Selain itu, Ioniq 5 tersedia dalam pilihan baterai 72,6 kWh dan 77,4 kWh sehingga mampu menempuh perjalanan 423 km hingga 490 km dalam sekali pengisian daya baterai.
Dari dua model yang ditawarkan yaitu Ioniq 5 "all wheel drive" tercatat harga Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) adalah Rp473 juta dan Ioniq 5 2WD nilai NJKB adalah sebesar Rp450 juta.
PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) sendiri adalah bagian dari Hyundai Motor Company yang berkomitmen untuk melakukan investasi sebesar 1,55 miliar dolar AS atau Rp22 triliun sampai 2030.
Di pabrik manufaktur seluas 8,35 juta kaki persegi (77,6 hektare) itu, Hyundai akan memasok produksinya ke berbagai kawasan Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Filipina.
Produksi secara komersial pada akhir 2021, dengan kapasitas produksi 150.000 unit per tahun atau maksimal 250.000 unit per tahun.
Hyundai berencana mengekspor 59.000 unit kendaraan Completely Knocked Down (CKD) per tahun, serta mempertimbangkan untuk mengekspor produknya ke Australia dan Timur Tengah.
Hyundai memperkirakan pabrik baru itu dapat memberikan kontribusi ekonomi senilai lebih dari 20 miliar dolar AS selama satu dekade pertama sejak pabrik ini didirikan dan akan membuka sekitar 23.000 lapangan pekerjaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022