Sebuah riset baru menunjukkan bahwa risiko komplikasi jantung secara signifikan lebih tinggi setelah seseorang terinfeksi SARS-CoV-2 ketimbang setelah vaksinasi COVID-19 mRNA.
Riset, yang diterbitkan oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS pada Jumat (1/4), menganalisis data rekam medis elektronik dari 40 sistem layanan kesehatan AS selama periode 1 Januari 2021-31 Januari 2022.
Para ilmuwan menemukan kecenderungan bahwa risiko reaksi jantung secara signifikan lebih tinggi setelah infeksi SARS-CoV-2 ketimbang setelah dosis pertama, kedua atau tak tertentu dari vaksinasi COVID-19 mRNA bagi semua kelompok lain berdasarkan jenis kelamin dan usia, menurut riset tersebut.
Sejumlah temuan itu mendukung kelanjutan penggunaan vaksin COVID-19 mRNA di kalangan semua orang yang memenuhi syarat, yang berusia 5 tahun ke atas, katanya.
Komplikasi jantung, terutama myocarditis dan pericarditis, dikaitkan dengan infeksi SARS-CoV-2 dan vaksinasi COVID-19 mRNA.
Sindrom peradangan multisistem adalah komplikasi dari infeksi SARS-CoV-2 yang jarang terjadi namun serius, dengan sering melibatkan jantung, menurut riset tersebut.
Sumber: Xinhua
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022
Riset, yang diterbitkan oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS pada Jumat (1/4), menganalisis data rekam medis elektronik dari 40 sistem layanan kesehatan AS selama periode 1 Januari 2021-31 Januari 2022.
Para ilmuwan menemukan kecenderungan bahwa risiko reaksi jantung secara signifikan lebih tinggi setelah infeksi SARS-CoV-2 ketimbang setelah dosis pertama, kedua atau tak tertentu dari vaksinasi COVID-19 mRNA bagi semua kelompok lain berdasarkan jenis kelamin dan usia, menurut riset tersebut.
Sejumlah temuan itu mendukung kelanjutan penggunaan vaksin COVID-19 mRNA di kalangan semua orang yang memenuhi syarat, yang berusia 5 tahun ke atas, katanya.
Komplikasi jantung, terutama myocarditis dan pericarditis, dikaitkan dengan infeksi SARS-CoV-2 dan vaksinasi COVID-19 mRNA.
Sindrom peradangan multisistem adalah komplikasi dari infeksi SARS-CoV-2 yang jarang terjadi namun serius, dengan sering melibatkan jantung, menurut riset tersebut.
Sumber: Xinhua
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022