Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Jelang perayaan Natal 25 desember 2015 dan Tahun Baru 1 Januari 2016, Kota Gorontalo kekurangan stok telur ayam karena tingginya permintaan.
Pantauan ANTARA, Kamis, di beberapa pedagang telur ayam di pasar Sentral kota Gorontalo dan pasar Liluwo, para pedagang mengaku kesulitan memenuhi permintaan telur ayam yang tinggi dari pembeli.
Jefri Umar (48) salah seorang pedagang telur di pasar Sentral mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan telur dari pembeli, sehingga harus memesan telur ayam dari daerah lain seperti Sulawesi Tengah.
"Stok telur ayam lokal Gorontalo tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pembeli, sehingga saya harus memesan dari Sulawesi Tengah, ini akibat perayaan Natal dan Tahun Baru, telur digunakan untuk membuat kue pada dua perayaan tersebut," katanya.
Jefri juga menambahkan, walaupun harga untuk satu bak untuk telur ayam dari daerah Sulawesi Tengah lebih murah, sekitar Rp30 ribu untuk 1 bak isi 30 biji telur, namun ongkos kirim membuat harga jualnya hampir sama dengan telur ayam lokal.
hal serupa dikatakan Midun (39), pedagang telur di pasar Liluwo, bahwa stok telur dari peternak ayam bertelur di Gorontalo berkurang akibat tingginya permintaan.
Dinda, seorang pembeli telur mengatakan, mulai membeli telur sebagai bahan untuk membuat kue kolombengi untuk perayaan Maulid Nabi 24 Desember nanti.
"Kue kolombengi adalah kue khas Gorontalo yang selalu disediaka saat perayaan Maulid Nabi atau pada perayaan Walima nanti, kebutuhan telur ayam sangat saya butuhkan untuk membuat kue tersebut, semoga stok telur ayam tidak kosong dan harga tidak terlalu melambung tinggi," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015
Pantauan ANTARA, Kamis, di beberapa pedagang telur ayam di pasar Sentral kota Gorontalo dan pasar Liluwo, para pedagang mengaku kesulitan memenuhi permintaan telur ayam yang tinggi dari pembeli.
Jefri Umar (48) salah seorang pedagang telur di pasar Sentral mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan telur dari pembeli, sehingga harus memesan telur ayam dari daerah lain seperti Sulawesi Tengah.
"Stok telur ayam lokal Gorontalo tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pembeli, sehingga saya harus memesan dari Sulawesi Tengah, ini akibat perayaan Natal dan Tahun Baru, telur digunakan untuk membuat kue pada dua perayaan tersebut," katanya.
Jefri juga menambahkan, walaupun harga untuk satu bak untuk telur ayam dari daerah Sulawesi Tengah lebih murah, sekitar Rp30 ribu untuk 1 bak isi 30 biji telur, namun ongkos kirim membuat harga jualnya hampir sama dengan telur ayam lokal.
hal serupa dikatakan Midun (39), pedagang telur di pasar Liluwo, bahwa stok telur dari peternak ayam bertelur di Gorontalo berkurang akibat tingginya permintaan.
Dinda, seorang pembeli telur mengatakan, mulai membeli telur sebagai bahan untuk membuat kue kolombengi untuk perayaan Maulid Nabi 24 Desember nanti.
"Kue kolombengi adalah kue khas Gorontalo yang selalu disediaka saat perayaan Maulid Nabi atau pada perayaan Walima nanti, kebutuhan telur ayam sangat saya butuhkan untuk membuat kue tersebut, semoga stok telur ayam tidak kosong dan harga tidak terlalu melambung tinggi," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015