Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) menggandeng The Habibie Centre, untuk membantu upaya menurunkan angka balita penderita stunting atau kekerdilan di daerah itu.

The Habibie Centre merupakan organisasi non profit dan independen, yang memiliki program pengembangan strategis dengan agenda hak asasi manusia, sumber daya manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, media dan informasi, sumber daya kelautan, serta pembentukan jaringan dan kerja sama.

Ketua TP PKK Provinsi Gorontalo Gamaria Monoarfa, Jumat, mengatakan, kolaborasi sangat penting dalam menyelesaikan masalah stunting di daerah.

Pihaknya telah bertemu dengan Direktur Eksekutif Habibie Centre M. Hasan Ansori di Jakarta beberapa waktu lalu, untuk membahas kerja sama tersebut.

Menurutnya Habibie Centre juga mempunyai program penurunan angka stunting di sejumlah daerah, dengan NTT sebagai pilot project.

“Itu alasannya saya berpikir harus berkolaborasi dengan Habibie Centre, sayang sekali kalau Gorontalo tidak ikut bergabung,” ujarnya.

Lebih jauh ia mengungkapkan, bentuk kerja sama yang dibangun berupa program kemitraan, untuk edukasi dan kampanye penurunan stunting.

“Instruksi Presiden Joko Widodo tahun 2024 stunting di Indonesia turun sampai ke angka 14 persen. Saya malah ingin Gorontalo bisa di bawah 14 persen,” tukasnya.

Strategi lainnya yang dilakukan pemprov yakni pemantauan status gizi dengan menimbang anak, tata laksana rujukan berjenjang dimulai dari posyandu, puskesmas dan RSUD, serta mengintervensi gizi dengan edukasi pola makan berbasis protein hewani.

PKK bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Gorontalo juga mengusung program One Day One Egg, untuk menekan angka stunting.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022