Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo Fadliyanto Koem, mengatakan pihaknya berkeinginan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas penyelenggaraan Pemilu 2024.

Menurutnya secara kuantitas, hal yang harus ditingkatkan adalah partisipasi masyarakat dalam menyalurkan suaranya dalam pemilu.

“Jika melihat kembali Pemilu tahun 2019 di Gorontalo, angka partisipasinya sebesar 88,79 persen. Saat itu Gorontalo menjadi peringkat ketiga secara nasional. Tentu kami ingin di Pemilu 2024 lebih meningkat lagi,” katanya di Gorontalo, Sabtu.

Selain itu, pihaknya mencoba membuat desain peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu secara kualitatif.

“Kualitatif akan sulit diukur tapi bisa. Tolak ukur yang bisa dipakai adalah  angka politik uang, kecurangan pemilu, termasuk kesalahan dalam proses pemungutan suara. Tentu ini semua membutuhkan peran semua pihak, yang sama-sama menginginkan pemilu yang lebih berkualitas,” katanya.

Penjabat Gubernur Gorontalo Hendra Hamka Noer menilai perlunya desain tata kelola demokrasi dalam penyelenggaraan pemilu di daerah itu.

Desain itu, lanjutnya, bertujuan untuk membangun sistem deteksi dini kerawanan konflik pemilu, membangun soliditas di antara pimpinan partai politik, serta transformasi pola pendidikan politik dengan meningkatkan kapasitas pemilih dan yang akan dipilih.

“Transformasi politik harus kita lakukan agar mutu demokrasi kita lebih baik. Pola pendidikan politik tidak lagi hanya menargetkan pemilih, tetapi juga yang akan dipilih yakni calon legislatif,” ujarnya.

Ia menambahkan, Provinsi Gorontalo menjadi daerah pertama yang siap mengalokasikan anggaran Pemilu 2024, sebesar Rp200 miliar.

Dana tersebut akan dianggarkan tahun 2023 sebesar Rp100 miliar dan tahun 2024 sebesar Rp100 miliar sebesar.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022