Kepala Sub Seksi Kegiatan Kerja Kantor Wilayah Kemenkumham Provinsi Gorontalo Fery Utiarahman mengatakan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIB Pohuwato memberdayakan dan melatih warga binaan memanfaatkan komoditas hasil tanaman kelapa menjadi cocopeat dan cocofiber.
"Lapas Industri Pohuwato ini sangat potensial untuk memberdayakan warga binaan. Keberadaan prasarana penunjang Sarana Asimilasi dan Edukasi SAE masih sangat mumpuni untuk meningkatkan produktifitas hasil kerja." ungkap fery usai meninjai seluruh SAE yang selama ini dimanfaatkan oleh Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Pohuwato, Rabu.
Ia menegaskan, Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Pohuwato terus berkomitmen dan bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pembinaan kemandirian kepada warga binaan.
Industri manufaktur dengan pemanfaatan sabut kelapa menjadi produk cocopeat dan cocofiber masih sangat penting untuk dikembangkan, begitupun usaha kerajinan tangan dari warga binaan, yang menghasilkan souvenir sangat memiliki daya saing untuk menembus pasar domestik maupun ekspor.
Terlihat pula sektor agribisnis dengan ketersediaan lahan yang cukup luas untuk dimanfaatkan tanaman menghasilkan, sehingga strategi promosi dan membangun jaringan kerja sama perlu ditingkatkan lagi.
"Alhamdulilah saya sudah lakukan survei langsung dan melakukan identifikasi serta pemetaan lapangan," ujar Fery.
Sehingga dalam waktu dekat ia akan melakukan presentasi kepada pimpinan, untuk program aksi prioritas dan sekaligus menetapkan target capaian kinerja.
Baik target dalam pencapaian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) maupun target dalam peningkatan keterampilan warga binaan, sehingga ketika bebas kelak mereka memiliki kemampuan yang dapat dimanfaatkan.
Fery mengaku, berdasarkan arahan Kalapas, diharapkan agar kegiatan pembinaan di luar tembok (extramural treatment) melalui implementasi keterampilan dalam kegiatan produktif sekaligus mengedukasi masyarakat terhadap kegiatan pembinaan kemandirian yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan dapat benar-benar membawa efek positif terhadap tujuan pemasyarakatan.
"Sekaligus berharap keberadaan SAE dapat dijadikan destinasi wisata bagi masyarakat sekitar," pungkas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022
"Lapas Industri Pohuwato ini sangat potensial untuk memberdayakan warga binaan. Keberadaan prasarana penunjang Sarana Asimilasi dan Edukasi SAE masih sangat mumpuni untuk meningkatkan produktifitas hasil kerja." ungkap fery usai meninjai seluruh SAE yang selama ini dimanfaatkan oleh Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Pohuwato, Rabu.
Ia menegaskan, Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Pohuwato terus berkomitmen dan bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pembinaan kemandirian kepada warga binaan.
Industri manufaktur dengan pemanfaatan sabut kelapa menjadi produk cocopeat dan cocofiber masih sangat penting untuk dikembangkan, begitupun usaha kerajinan tangan dari warga binaan, yang menghasilkan souvenir sangat memiliki daya saing untuk menembus pasar domestik maupun ekspor.
Terlihat pula sektor agribisnis dengan ketersediaan lahan yang cukup luas untuk dimanfaatkan tanaman menghasilkan, sehingga strategi promosi dan membangun jaringan kerja sama perlu ditingkatkan lagi.
"Alhamdulilah saya sudah lakukan survei langsung dan melakukan identifikasi serta pemetaan lapangan," ujar Fery.
Sehingga dalam waktu dekat ia akan melakukan presentasi kepada pimpinan, untuk program aksi prioritas dan sekaligus menetapkan target capaian kinerja.
Baik target dalam pencapaian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) maupun target dalam peningkatan keterampilan warga binaan, sehingga ketika bebas kelak mereka memiliki kemampuan yang dapat dimanfaatkan.
Fery mengaku, berdasarkan arahan Kalapas, diharapkan agar kegiatan pembinaan di luar tembok (extramural treatment) melalui implementasi keterampilan dalam kegiatan produktif sekaligus mengedukasi masyarakat terhadap kegiatan pembinaan kemandirian yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan dapat benar-benar membawa efek positif terhadap tujuan pemasyarakatan.
"Sekaligus berharap keberadaan SAE dapat dijadikan destinasi wisata bagi masyarakat sekitar," pungkas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022