Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) di Gorontalo pada bulan November 2022 mengalami penurunan sebesar 1,66 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif di Gorontalo, Senin, mengatakan adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It), terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).

"Penurunan NTP dikarenakan It turun sebesar 2,07 persen, Ib turun sebesar 0,42 persen," ucap Hanif.

Penurunan NTP pada November 2022, disebabkan oleh indeks harga hasil produksi pertanian lebih rendah, dibandingkan dengan penurunan pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.

Penurunan NTP November 2022 dipengaruhi oleh turunnya NTP di empat subsektor pertanian, yaitu NTP subsektor tanaman pangan sebesar 1,75 persen, subsektor hortikultura sebesar 5,74 persen, subsektor peternakan sebesar 1,02 persen, dan subsektor perikanan sebesar 1,13 persen. 

Sedangkan kenaikan terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,64 persen.

Hanif menjelaskan, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. 

"NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi," kata dia.

Dari 10 provinsi di bagian Timur Indonesia, enam provinsi mengalami kenaikan NTP. Kenaikan NTP tertinggi pada November 2022 terjadi di Provinsi Sulawesi Barat yaitu sebesar 4,19 persen, dan penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo yaitu sebesar 1,66 persen.

Pada November 2022 terjadi penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Gorontalo sebesar 0,70 persen yang disebabkan oleh penurunan indeks pada kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Serta Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Gorontalo November 2022 sebesar 101,61 atau turun sebesar 2,21 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022