Dinas Sosial Provinsi Gorontalo mendorong Kampung Siaga Bencana (KSB) untuk lebih proaktif dalam tanggap bencana, melalui bimbingan potensi kawasan siaga bencana.
"Sebanyak 35 peserta dari KSB se Provinsi Gorontalo mengikuti bimbingan potensi kawasan siaga bencana," kata Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinas Sosial Provinsi Gorontalo, Sujono Said Antule, di Gorontalo, Sabtu.
Ia mengatakan, penanggulangan bencana harus menjadi komitmen bersama, mengingat berdasarkan topografi dan kondisi geografis Provinsi Gorontalo, merupakan daerah rawan bencana terutama banjir dan tanah longsor. Hal ini tentunya memerlukan penanganan bencana yang lebih baik dan terintegrasi termasuk upaya mendidik masyarakat agar mampu mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi bencana.
Kegiatan ini, katanya, merupakan salah satu upaya untuk melakukan pemberdayaan masyarakat di daerah rawan bencana dengan menerapkan prinsip pengurangan risiko bencana serta meningkatkan kapasitas petugas dalam menghadapi bencana.
Paradigma penanggulangan bencana harus bergeser dari reaktif menjadi proaktif, sehingga semua kalangan dituntut untuk mampu melakukan upaya pengurangan risiko bencana dengan didukung oleh berbagai pihak yang berkompeten. Hasil bimbingan ini pun diharapkan ikut disosialisasikan kepada masyarakat luas khususnya di wilayah KSB.
Bimbingan tersebut juga diikuti para pejabat fungsional dan staf pelaksana bidang perlindungan jaminan sosial di instansi tersebut. ***
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023
"Sebanyak 35 peserta dari KSB se Provinsi Gorontalo mengikuti bimbingan potensi kawasan siaga bencana," kata Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinas Sosial Provinsi Gorontalo, Sujono Said Antule, di Gorontalo, Sabtu.
Ia mengatakan, penanggulangan bencana harus menjadi komitmen bersama, mengingat berdasarkan topografi dan kondisi geografis Provinsi Gorontalo, merupakan daerah rawan bencana terutama banjir dan tanah longsor. Hal ini tentunya memerlukan penanganan bencana yang lebih baik dan terintegrasi termasuk upaya mendidik masyarakat agar mampu mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi bencana.
Kegiatan ini, katanya, merupakan salah satu upaya untuk melakukan pemberdayaan masyarakat di daerah rawan bencana dengan menerapkan prinsip pengurangan risiko bencana serta meningkatkan kapasitas petugas dalam menghadapi bencana.
Paradigma penanggulangan bencana harus bergeser dari reaktif menjadi proaktif, sehingga semua kalangan dituntut untuk mampu melakukan upaya pengurangan risiko bencana dengan didukung oleh berbagai pihak yang berkompeten. Hasil bimbingan ini pun diharapkan ikut disosialisasikan kepada masyarakat luas khususnya di wilayah KSB.
Bimbingan tersebut juga diikuti para pejabat fungsional dan staf pelaksana bidang perlindungan jaminan sosial di instansi tersebut. ***
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023