Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo Dian Nugraha memaparkan perkembangan era ekonomi digital di Universitas Negeri Gorontalo, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Hal tersebut disampaikan Dian Nugraha pada kegiatan BI Mengajar dengan tema digital ekonomi saat menerima undangan dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Ekonomi UNG.
"Digitalisasi sistem pembayaran membuka peluang yang lebih lebar bagi sistem pembayaran yang efisien dan mudah diakses," ucap Dian di Gorontalo, Rabu.
Namun, layanan pembayaran yang berada di luar rezim regulasi dapat menjadi sumber volatilitas baru yang membahayakan Stabilitas Sistem Keuangan (SSK), kedaulatan moneter, dan efektivitas kebijakan otoritas.
"Oleh karenanya, Bank Indonesia sebagai regulator menerbitkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 yang mendukung integrasi ekonomi keuangan digital nasional dan digitalisasi perbankan," kata dia.
Bentuk regulasi yang dihasilkan diantaranya berupa layanan BI-Fast, QRIS MPM (Merchant Presented Mode), QRIS CPM (Consumer Presented Mode), QRIS TTM (Tanpa Tatap Muka), QRIS TTS (Transfer, Tarik, Setor) dan QRIS Crossborder.
Ke depannya kata Dian, Bank Indonesia akan segera menerbitkan Central Bank Digital Currency (CBDC) yang merupakan uang Rupiah digital yang memiliki denominasi yang sama dengan uang rupiah kartal dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah serta peredarannya dikontrol oleh Bank Indonesia.
Beberapa hal yang menjadi poin penting dalam digital ekonomi diantaranya tren transformasi digital dan implikasinya pada evolusi sistem pembayaran, perilaku pembayaran dan perkembangan sistem pembayaran serta keterkaitan antar komponennya.
Menurut Dian, implikasi dan tantangan transformasi digital pada sistem pembayaran serta strategi kebijakan bank sentral dalam rangka mewujudkan ekosistem pembayaran digital yang sehat dan infrastruktur yang kuat serta isu terkait CBDC.
"Harapannya, mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa memahami peran pentingnya transformasi perkembangan perekonomian saat ini yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi serta dapat mendukung digital ekonomi dengan mengimplementasikan nya dalam kehidupan sehari-hari," jelas Dian.
Kegiatan BI Mengajar tersebut diikuti oleh 55 orang mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023
Hal tersebut disampaikan Dian Nugraha pada kegiatan BI Mengajar dengan tema digital ekonomi saat menerima undangan dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Ekonomi UNG.
"Digitalisasi sistem pembayaran membuka peluang yang lebih lebar bagi sistem pembayaran yang efisien dan mudah diakses," ucap Dian di Gorontalo, Rabu.
Namun, layanan pembayaran yang berada di luar rezim regulasi dapat menjadi sumber volatilitas baru yang membahayakan Stabilitas Sistem Keuangan (SSK), kedaulatan moneter, dan efektivitas kebijakan otoritas.
"Oleh karenanya, Bank Indonesia sebagai regulator menerbitkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 yang mendukung integrasi ekonomi keuangan digital nasional dan digitalisasi perbankan," kata dia.
Bentuk regulasi yang dihasilkan diantaranya berupa layanan BI-Fast, QRIS MPM (Merchant Presented Mode), QRIS CPM (Consumer Presented Mode), QRIS TTM (Tanpa Tatap Muka), QRIS TTS (Transfer, Tarik, Setor) dan QRIS Crossborder.
Ke depannya kata Dian, Bank Indonesia akan segera menerbitkan Central Bank Digital Currency (CBDC) yang merupakan uang Rupiah digital yang memiliki denominasi yang sama dengan uang rupiah kartal dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah serta peredarannya dikontrol oleh Bank Indonesia.
Beberapa hal yang menjadi poin penting dalam digital ekonomi diantaranya tren transformasi digital dan implikasinya pada evolusi sistem pembayaran, perilaku pembayaran dan perkembangan sistem pembayaran serta keterkaitan antar komponennya.
Menurut Dian, implikasi dan tantangan transformasi digital pada sistem pembayaran serta strategi kebijakan bank sentral dalam rangka mewujudkan ekosistem pembayaran digital yang sehat dan infrastruktur yang kuat serta isu terkait CBDC.
"Harapannya, mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa memahami peran pentingnya transformasi perkembangan perekonomian saat ini yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi serta dapat mendukung digital ekonomi dengan mengimplementasikan nya dalam kehidupan sehari-hari," jelas Dian.
Kegiatan BI Mengajar tersebut diikuti oleh 55 orang mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023