Sejumlah startup teknologi (tech startup) binaan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui ajang Startup4industry berhasil jadi solusi untuk menekan polusi udara.
CV Ekologi Data Integra (Databiota), misalnya, yang merupakan perusahaan biotechnology dan deep tech yang memiliki solusi untuk mendaur ulang senyawa karbon dioksida (CO2) dengan mengubahnya menjadi produk yang berkelanjutan.
"Kami bertekad untuk mengatasi persoalan lingkungan khususnya masalah polusi udara di Indonesia, melalui teknologi yang dimiliki," kata Founder dan CEO Databiota Indarto Neura dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Indarto menjelaskan teknologi yang dikembangkannya mampu menyerap emisi karbon atau polusi udara langsung dari eksisting industrinya. Emisi karbon dari flue gas (corong) industri itu akan masuk ke dalam sistem VWS (Vortex Wet Scrubber) dan akan diserap oleh ESP (Electrostatic Precipitator) yang nantinya dapat didaur ulang menjadi sebuah produk akhir dengan nilai-nilai berkelanjutan.
Teknologi Carbon Command Center yang dimiliki Databiota akan sangat membantu para pelaku industri di Indonesia untuk memantau dan mengontrol jumlah pengeluaran dan penyerapan emisi karbonnya secara real time, untuk dapat memenuhi ketentuan yang ditetapkan sehingga membantu pemerintah mewujudkan keberlanjutan.
"Harapan kita begitu programnya diimplementasikan, pemerintah dapat memonitor secara real time setiap industri itu penyerapannya berapa," tambah Indarto.
Selain Databiota, ada pula PT Lectro Energi Semesta (Matador Lectro) yang berhasil membentuk sistem manajemen energi dan sistem manajemen baterai dengan teknologi tinggi. Startup peraih juara pertama Startup4industry 2023 itu memang fokus pada pembuatan baterai lithium di Indonesia.
Chief Marketing Officer (CMO) Matador Lectro Romadhoni Muhammad mengungkapkan perusahaannya telah berkomitmen menurunkan emisi karbon dan berkontribusi untuk melawan perubahan iklim global.
"Sejak 2019 kami telah melakukan riset dan pengembangan teknologi baterai lithium dan mulai mengkomersialkan produk kami pada akhir tahun 2021, dan kami berhasil mendirikan Matador Lectro, dengan membuat produk penyimpanan berbasis lithium dengan teknologi tinggi yang terintegrasi sistem IoT di Indonesia," ungkapnya.
Matador Lectro menyediakan layanan manajemen bagi para pengguna baterai lithium, seperti produsen dari sepeda listrik, motor listrik, penerangan jalan dengan solar panel, genset dengan sistem baterai yang diisi daya oleh panel surya, bahkan industri yang masih menggunakan gas maupun mesin listrik.
"Tidak hanya kendaraan, contohnya saat kami melakukan implementasi dalam kompetisi Startup4Industry kemarin kami berhasil melakukan efisiensi pengeluaran mitra pelaku usaha batik mencapai 20-30 persen. Kami membuat solar dryer dome yang bisa digunakan untuk pengeringan menggunakan dengan sistem solar panel dan baterai," jelasnya.
Mitra pelaku usaha batik tersebut kini dapat mengeringkan batik hingga 3 kali sehari dengan waktu kurang lebih 3 jam saja setiap pengeringan. Padahal sebelumnya, mitranya hanya bisa mengeringkan 1-2 kali sehari dengan waktu 5 jam sekali pengeringan.
Sistem manajemen energi dan sistem manajemen baterai yang dibuat Matador Lectro juga sudah terintegrasi dengan sistem Internet of Things (IoT) di mana pengguna bisa memantau bahkan mengatur sistem melalui aplikasi Energy Management System Matador Lectro atau melakukan pengendalian jarak jauh, menghentikan atau menghidupkan peralatan listrik dan lain sebagainya hanya dengan menggunakan ponsel.
Program Startu4industry telah dilakukan Kemenperin sejak 2018 lalu. Program besutan Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) itu merupakan program yang berusaha mendorong generasi muda untuk menjadikan teknologi sebagai penyedia solusi bagi industri.
Hingga saat ini Startup4Industry telah menjangkau 2.036 startup secara keseluruhan, sedangkan startup yang mengikuti kompetisi teknologi Startup4Industry sebanyak 1.136 startup.
"Startup4Industry berperan sebagai ecosystem builder untuk menghubungkan startup sebagai penyedia teknologi dengan industri, masyarakat, investor, akselerator/inkubator dan juga global market," kata Direktur Jenderal IKMA Reni Yanita.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Startup teknologi binaan Kemenperin jadi solusi kurangi polusi udara
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023
CV Ekologi Data Integra (Databiota), misalnya, yang merupakan perusahaan biotechnology dan deep tech yang memiliki solusi untuk mendaur ulang senyawa karbon dioksida (CO2) dengan mengubahnya menjadi produk yang berkelanjutan.
"Kami bertekad untuk mengatasi persoalan lingkungan khususnya masalah polusi udara di Indonesia, melalui teknologi yang dimiliki," kata Founder dan CEO Databiota Indarto Neura dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Indarto menjelaskan teknologi yang dikembangkannya mampu menyerap emisi karbon atau polusi udara langsung dari eksisting industrinya. Emisi karbon dari flue gas (corong) industri itu akan masuk ke dalam sistem VWS (Vortex Wet Scrubber) dan akan diserap oleh ESP (Electrostatic Precipitator) yang nantinya dapat didaur ulang menjadi sebuah produk akhir dengan nilai-nilai berkelanjutan.
Teknologi Carbon Command Center yang dimiliki Databiota akan sangat membantu para pelaku industri di Indonesia untuk memantau dan mengontrol jumlah pengeluaran dan penyerapan emisi karbonnya secara real time, untuk dapat memenuhi ketentuan yang ditetapkan sehingga membantu pemerintah mewujudkan keberlanjutan.
"Harapan kita begitu programnya diimplementasikan, pemerintah dapat memonitor secara real time setiap industri itu penyerapannya berapa," tambah Indarto.
Selain Databiota, ada pula PT Lectro Energi Semesta (Matador Lectro) yang berhasil membentuk sistem manajemen energi dan sistem manajemen baterai dengan teknologi tinggi. Startup peraih juara pertama Startup4industry 2023 itu memang fokus pada pembuatan baterai lithium di Indonesia.
Chief Marketing Officer (CMO) Matador Lectro Romadhoni Muhammad mengungkapkan perusahaannya telah berkomitmen menurunkan emisi karbon dan berkontribusi untuk melawan perubahan iklim global.
"Sejak 2019 kami telah melakukan riset dan pengembangan teknologi baterai lithium dan mulai mengkomersialkan produk kami pada akhir tahun 2021, dan kami berhasil mendirikan Matador Lectro, dengan membuat produk penyimpanan berbasis lithium dengan teknologi tinggi yang terintegrasi sistem IoT di Indonesia," ungkapnya.
Matador Lectro menyediakan layanan manajemen bagi para pengguna baterai lithium, seperti produsen dari sepeda listrik, motor listrik, penerangan jalan dengan solar panel, genset dengan sistem baterai yang diisi daya oleh panel surya, bahkan industri yang masih menggunakan gas maupun mesin listrik.
"Tidak hanya kendaraan, contohnya saat kami melakukan implementasi dalam kompetisi Startup4Industry kemarin kami berhasil melakukan efisiensi pengeluaran mitra pelaku usaha batik mencapai 20-30 persen. Kami membuat solar dryer dome yang bisa digunakan untuk pengeringan menggunakan dengan sistem solar panel dan baterai," jelasnya.
Mitra pelaku usaha batik tersebut kini dapat mengeringkan batik hingga 3 kali sehari dengan waktu kurang lebih 3 jam saja setiap pengeringan. Padahal sebelumnya, mitranya hanya bisa mengeringkan 1-2 kali sehari dengan waktu 5 jam sekali pengeringan.
Sistem manajemen energi dan sistem manajemen baterai yang dibuat Matador Lectro juga sudah terintegrasi dengan sistem Internet of Things (IoT) di mana pengguna bisa memantau bahkan mengatur sistem melalui aplikasi Energy Management System Matador Lectro atau melakukan pengendalian jarak jauh, menghentikan atau menghidupkan peralatan listrik dan lain sebagainya hanya dengan menggunakan ponsel.
Program Startu4industry telah dilakukan Kemenperin sejak 2018 lalu. Program besutan Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) itu merupakan program yang berusaha mendorong generasi muda untuk menjadikan teknologi sebagai penyedia solusi bagi industri.
Hingga saat ini Startup4Industry telah menjangkau 2.036 startup secara keseluruhan, sedangkan startup yang mengikuti kompetisi teknologi Startup4Industry sebanyak 1.136 startup.
"Startup4Industry berperan sebagai ecosystem builder untuk menghubungkan startup sebagai penyedia teknologi dengan industri, masyarakat, investor, akselerator/inkubator dan juga global market," kata Direktur Jenderal IKMA Reni Yanita.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Startup teknologi binaan Kemenperin jadi solusi kurangi polusi udara
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023