Tingkat kelahiran penduduk Korea Selatan kembali turuh pada November 2023 dan sebaliknya tingkat kematian terus melebihi jumlah kelahiran, kata Badan Statistik Korea pada Rabu.
Kantor berita Yonhap mengungkapkan 17.531 bayi lahir pada November 2023 atau turun 7,6 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Data terakhir ini menunjukkan jumlah kelahiran terendah pada November sejak badan tersebut mulai mengumpulkan data soal itu pada 1981.
Di sisi lain, jumlah kematian naik sedikit 0,3 persen selama periode sama menjadi 30.255, sehingga menyebabkan populasi secara alami menurun sebanyak 12.724.
Korea Selatan pertama kali mengalami penurunan populasi alami pada 2019. Tren ini terjadi karena jumlah kematian lebih banyak dibandingkan kelahiran yang terus berlanjut dalam 49 bulan berturut-turut.
Jumlah bayi baru lahir di Korea Selatan hanya mencapai 213.572 pada 11 bulan pertama 2023, atau turun 8,1 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah ini adalah angka terendah yang pernah tercatat selama periode tersebut.
Korea Selatan memiliki tingkat kelahiran yang sangat rendah, karena generasi muda menghindari memiliki anak akibat ekonomi yang tidak pasti dan biaya properti yang melonjak.
Jumlah pernikahan di negeri itu sendiri terus menurun yang berlanjut dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2023, jumlah pernikahan turun 4,4 persen menjadi 16.695 kasus. Angka perceraian juga turun 6,8 persen menjadi 7.923 kasus.
Penurunan jumlah kelahiran adalah tren yang mengkhawatirkan Korea Selatan. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah ekonomi dan sosial yang serius, seperti populasi yang terus menua, kekurangan tenaga kerja, dan naiknya beban perawatan sosial.
Pemerintah negara itu sudah h mengambil langkah-langkah untuk mengatasi krisis populasi, dengan meningkatkan tunjangan keluarga dan menambah layanan pengasuhan anak. Namun, langkah-langkah ini belum berhasil meningkatkan jumlah kelahiran.
Sumber: Yonhap-OANA
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tingkat kelahiran di Korea Selatan terus turun
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024
Kantor berita Yonhap mengungkapkan 17.531 bayi lahir pada November 2023 atau turun 7,6 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Data terakhir ini menunjukkan jumlah kelahiran terendah pada November sejak badan tersebut mulai mengumpulkan data soal itu pada 1981.
Di sisi lain, jumlah kematian naik sedikit 0,3 persen selama periode sama menjadi 30.255, sehingga menyebabkan populasi secara alami menurun sebanyak 12.724.
Korea Selatan pertama kali mengalami penurunan populasi alami pada 2019. Tren ini terjadi karena jumlah kematian lebih banyak dibandingkan kelahiran yang terus berlanjut dalam 49 bulan berturut-turut.
Jumlah bayi baru lahir di Korea Selatan hanya mencapai 213.572 pada 11 bulan pertama 2023, atau turun 8,1 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah ini adalah angka terendah yang pernah tercatat selama periode tersebut.
Korea Selatan memiliki tingkat kelahiran yang sangat rendah, karena generasi muda menghindari memiliki anak akibat ekonomi yang tidak pasti dan biaya properti yang melonjak.
Jumlah pernikahan di negeri itu sendiri terus menurun yang berlanjut dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2023, jumlah pernikahan turun 4,4 persen menjadi 16.695 kasus. Angka perceraian juga turun 6,8 persen menjadi 7.923 kasus.
Penurunan jumlah kelahiran adalah tren yang mengkhawatirkan Korea Selatan. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah ekonomi dan sosial yang serius, seperti populasi yang terus menua, kekurangan tenaga kerja, dan naiknya beban perawatan sosial.
Pemerintah negara itu sudah h mengambil langkah-langkah untuk mengatasi krisis populasi, dengan meningkatkan tunjangan keluarga dan menambah layanan pengasuhan anak. Namun, langkah-langkah ini belum berhasil meningkatkan jumlah kelahiran.
Sumber: Yonhap-OANA
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tingkat kelahiran di Korea Selatan terus turun
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024