Seoul (ANTARA) - Penjabat Presiden Korea Selatan, Han Duck-soo, mengadakan pembicaraan via telepon dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Minggu (15/12) dan menegaskan komitmen untuk mempertahankan serta mengembangkan aliansi antara kedua negara, demikian menurut pernyataan kantornya.
Han melakukan percakapan selama 16 menit dengan Biden setelah Presiden Yoon Suk Yeol dimakzulkan oleh Majelis Nasional pada Sabtu (14/12) karena keputusan singkatnya memberlakukan darurat militer pada 3 Desember.
“Pemerintah kami akan menjalankan kebijakan diplomasi dan keamanan tanpa gangguan serta memastikan bahwa aliansi Korea Selatan-AS tetap terjaga dan berkembang tanpa tergoyahkan,”" kata Han, sebagaimana disampaikan oleh kantornya.
Han menekankan pentingnya memperkuat postur pertahanan gabungan Korea Selatan-AS di tengah tantangan bersama, seperti ancaman nuklir Korea Utara dan semakin eratnya kerja sama antara Moskow dan Pyongyang.
Ia juga menjelaskan bahwa seluruh urusan pemerintahan akan dijalankan secara ketat sesuai konstitusi dan hukum yang berlaku.
Biden, dalam percakapan telepon itu, mengapresiasi penjelasan Han dan menyatakan keyakinannya pada demokrasi Korea Selatan, sambil mencatat ketangguhannya, menurut kantor Han.
Biden menyatakan bahwa "aliansi Korea Selatan-AS yang kokoh tetap tidak berubah, dan ia akan terus bekerja sama dengan pihak Korea Selatan untuk pengembangan dan penguatan aliansi Korea Selatan-AS serta kerja sama trilateral Korea Selatan-AS-Jepang," menurut kantor Han.
Han berterima kasih kepada Biden atas perhatian dan upayanya dalam mengembangkan secara dramatis aliansi bilateral dan kerja sama trilateral dengan Jepang selama masa jabatannya. Biden berjanji akan terus mendukung pengembangan aliansi tersebut.
Sebagai perdana menteri, Han secara otomatis menjabat sebagai penjabat presiden setelah Yoon diberhentikan sementara dari tugasnya menyusul pemakzulan tersebut.
Sumber : Yonhap-OANA
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Penjabat Presiden Korsel tegaskan aliansi saat berbicara dengan Biden