Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Hutan yang terbentang dari Kecamatan Paguat hingga Kecamatan Popayato di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo menjadi habitat bagi 157 jenis burung.

"Burung Indonesia" sebuah perhimpunan yang fokus pada pelestarian burung, Kamis mencatat dari ratusan jenis burung itu terdapat lima jenis burung yang dinyatakan terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Kelima jenis itu adalah Kakatua-kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) dengan status kritis, Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) status genting, Mandar Muka Biru (Gymnocrex rosenbergii) status rentan, Kangkareng Sulawesi (Rhabdotorrhinus exarhatus) status rentan, dan Julang Sulawesi (Rhyticeros cassidix) status rentan.

"Lima jenis itu hidup di hutan Popayato hingga Paguat, sehingga penting untuk menjaga kelestarian kawasan tersebut. Dari 380 jenis burung di Sulawesi, 40 persennya ada di di situ," kata Junior Ecologist Burung Indonesia Program Gorontalo, Kamis.

Pada bentang alam tersebut, juga hidup tujuh jenis burung yang luas daerah sebarannya secara alami tidak lebih dari 50.000 kilometer persegi (sebaran terbatas).

Jenis sebaran terbatas diantaranya Kareo Sulawesi (Amaurornis isabellina), Walik Kuping-Merah (Ramphiculus fischeri) dan Kring-kring Dada Kuning (Prioniturus flavincans).

Di hutan Popayato-Paguat juga terdapat 44 jenis burung yang dilindungi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999, serta 14 jenis burung yang masuk dalam daftar Lampiran I dan II Convention on International Trade in Endangered Species Of Wild Fauna and Flora CITES).

Meski demikian, aktivitas perdagangan burung-burung yang ditangkap di kawasan hutan tersebut masih marak.

Salah seorang pedagang di Kompleks Murni, Kota Gorontalo mengaku burung-burung yang dijualnya seperti Srigunting dan Bilbong Pendeta berasal dari Pohuwato.

"Saya cuma tangan kedua. Yang nangkap burung orang lain dan dijual ke saya. Satu ekor saya jual sekitar 300 ribu hingga 500 ribu," kata pedagang yang enggan menyebut namanya itu.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016