Gorontalo, (ANTARAGORONTALO) - Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Brahmantya Satyamurti berharap warga Desa Botubarani, Kabupaten Bone Bolango sangat berperan penting dalam menjaga dan memajukan potensi wisata hiu paus.

"Wisata hiu paus juga perlu dipantau oleh masyarakat sekitar, bagaimanapun kita tetap dapat mengembangkan wisata ini tanpa harus mengganggu kenyamanan habitatnya. Jangan sampai jumlah kapal pungunjung di lokasi wisata membludak dan memicu stres bagi hiu paus," ujar Brahmantya disela-sela mengunjungi lokasi hiu puas di Gorontalo akhir pekan lalu.

Kementerian KP menyatakan dukungannya terhadap pengelolaan potensi wisata hiu paus di Gorontalo, karena sangat langkah dan sulit terjadi lagi ketika ikan-ikan seperti ini berada di suatu wilayah perairan.

Ia menjelaskan, hiu paus merupakan jenis ikan terbesar di dunia dengan rata-rata panjang total 12 meter, bahkan dapat mencapai panjang 18 meter.

Ikan ini merupakan jenis ikan yang dapat mencapai usia 60 tahu nbahkan 100 tahun.

"Ikan hiu paus ini baru mencapai matang kelamin pertama kali usia sekitar 25 tahun dengan jumlah anakan 1 ekor untuk setiap periode reproduksi," jelasnya.

Brahmantya menambahkan spesies hiu paus ini dianggap hanya sedang melakukan migrasi sementara di perairan tersebut.

Begitu pula dengan masyarakat yang hobi memancing ikan, mereka saling melihat hiu paus di Teluk Tomini dari hasil pengamatan hingga bulan Mei 2016 terdapat 13-14 individu hiu paus yang terpantau di perairan Botubarani.

Sedangkan kawasan perairan Desa Olele, Kecamatan Kabila Bone sejak tahun 2006 telah dicadangkan oleh Pemerintah Kabupaten Bone Bolango sebagai kawasan konservasi perairan daerah.

Sejak tanggal 11-14 Mei 2016, Balai Pengolahan Sumber daya Pesisir dan Lautan (BPSPL) Makassar Ditjen PRL KKP melaksanakan bimbingan teknis pemandu wisata selam dan sosialisasi pengenalan sistem informasi database ikan dilindungi (SI DIDI).  

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016