Gorontalo, (ANTARAGORONTALO) - Bank Sampah Mutiara di Kelurahan Moodu, Kecamatan Kota Timur, mengajak seluruh sekolah untuk mengumpulkan sampah dan menjualnya ke penampung tersebut.
Direktur Bank Sampah Mutiara (BSM) Purwanton mengatakan sejauh ini baru ada satu sekolah yang menjual sampahnya secara rutin ke tempatnya.
"SDN 33 Kota Selatan bahkan sudah menandatangani nota kesepahaman dengan BSM agar semua sampah plastik dan kertas mereka kami tampung. Dalam sehari sekolah ini bisa menjual puluhan kilogram, yang bisa menghasilkan uang sekitar Rp62 ribu," ungkapnya.
Ia berharap langkah tersebut diikuti oleh sekolah lainnya di Kota Gorontalo, sehingga tidak ada lagi plastik dan kertas yang terbuang percuma.
Selain membeli sampah dari sekolah BSM juga memberikan edukasi lingkungan kepada siswa, sehingga siswa akan terlibat langsung dalam proses tersebut.
"Kami juga sudah menandatangani MoU dengan Dinas Pendidikan Kota, sehingga saya bisa masuk dan bekerjasama dengan seluruh sekolah. Pemerintah memberi kemudahan untuk itu," tambahnya.
Dalam jual beli sampah sekolah, BSM memberikan layanan untuk menjemput langsung sampah yang akan dijual.
Jenis sampah yang masuk ke bank milik Purwanto adalah kertas, botol plastik, botol kaca, kardus, besi, tembaga dan aluminium dengan harga bervariasi.
Untuk sampah kardus dibeli dengan harga Rp900/kg, kertas Rp600/kg hingga Rp1.000, plastik campur Rp1.500, gelas plastik Rp2.000 hingga Rp3.000/kg, serta botol kaca Rp400 hingga Rp500 per buah.
"Harga sampah kertas dan plastik berbeda-beda. Kalau kertasnya sudah dipilah harganya lebih mahal, demikian pula jika gelas plastiknya sudah disusun tentu harga akan lebih tinggi dibanding yang ditumpuk begitu saja," ungkapnya.
Untuk sampah jenis besi ia membeli dengan harga Rp14.000 per kilogram, aluminium Rp7.000 per kilogram, kuningan Rp15.000 per kilogam, dan aki bekas Rp10.000 per unit.
Dalam sehari, BSM mampu menyerap tiga ton sampah yang dipilah kemudian dijual ke perusahaan pengumpul.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016
Direktur Bank Sampah Mutiara (BSM) Purwanton mengatakan sejauh ini baru ada satu sekolah yang menjual sampahnya secara rutin ke tempatnya.
"SDN 33 Kota Selatan bahkan sudah menandatangani nota kesepahaman dengan BSM agar semua sampah plastik dan kertas mereka kami tampung. Dalam sehari sekolah ini bisa menjual puluhan kilogram, yang bisa menghasilkan uang sekitar Rp62 ribu," ungkapnya.
Ia berharap langkah tersebut diikuti oleh sekolah lainnya di Kota Gorontalo, sehingga tidak ada lagi plastik dan kertas yang terbuang percuma.
Selain membeli sampah dari sekolah BSM juga memberikan edukasi lingkungan kepada siswa, sehingga siswa akan terlibat langsung dalam proses tersebut.
"Kami juga sudah menandatangani MoU dengan Dinas Pendidikan Kota, sehingga saya bisa masuk dan bekerjasama dengan seluruh sekolah. Pemerintah memberi kemudahan untuk itu," tambahnya.
Dalam jual beli sampah sekolah, BSM memberikan layanan untuk menjemput langsung sampah yang akan dijual.
Jenis sampah yang masuk ke bank milik Purwanto adalah kertas, botol plastik, botol kaca, kardus, besi, tembaga dan aluminium dengan harga bervariasi.
Untuk sampah kardus dibeli dengan harga Rp900/kg, kertas Rp600/kg hingga Rp1.000, plastik campur Rp1.500, gelas plastik Rp2.000 hingga Rp3.000/kg, serta botol kaca Rp400 hingga Rp500 per buah.
"Harga sampah kertas dan plastik berbeda-beda. Kalau kertasnya sudah dipilah harganya lebih mahal, demikian pula jika gelas plastiknya sudah disusun tentu harga akan lebih tinggi dibanding yang ditumpuk begitu saja," ungkapnya.
Untuk sampah jenis besi ia membeli dengan harga Rp14.000 per kilogram, aluminium Rp7.000 per kilogram, kuningan Rp15.000 per kilogam, dan aki bekas Rp10.000 per unit.
Dalam sehari, BSM mampu menyerap tiga ton sampah yang dipilah kemudian dijual ke perusahaan pengumpul.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016