Gorontalo, (ANTARAGORONTALO) - Produk kerajinan tangan berbahan ban bekas terutama mobil maupun kendaraan lainnya, yang berasal dari Kabupaten Gorontalo, diminati konsumen baik lokal maupun luar daerah.
Kardi Saleh Ismail (46), seorang pengrajin ban bekas di Pentadio Timur, Kabupaten Gorontalo, mengaku produk buatannya telah
terjual hingga ke daerah Sulawesi Tengah (Sulteng), Sulawesi Utara (Sulut), Sulawesi Selatan (Sulsel) bahkan Pulau Jawa.
" Meskipun omzet masih dalam jumlah kecil, namun produk dari ban bekas mulai banyak diminati karena tahan lama dan harga yang
terjangkau, yang banyak diminati adalah tempat sampah dan loyang dan ayunan anak-anakb serta pot bunga," katanya.
Untuk tempat sampah berbahan ban bekas, dijual dengan harga bervariasi, yaitu Rp125ribu hingga Rp175ribu, loyang Rp50ribu hingga Rp150ribu.
"Untuk ayunan anak-anak berbentuk burung saya kehabisan persediaan karena banyak peminat dan belum memiliki cukup waktu akibat banyaknya pesanan tempat sampah dari berbagai instansi," ucap Kardi.
Menurut Kardi, di Kabupaten Gorontalo belum banyak warga yang melihat besarnya potensi kerajinan berbahan dasar ban bekas, yang dapat didaur ulang menjadi produk baru yang memiliki nilai jual.
Untuk penjualan produk miliknya, dirinya menunggu pembeli datang ke tempatnya berjualan, namun sering menerima pesanan dan kantor pemerintah maupu swasta, sekolah maupun dan konsumen lainnya, dengan omset mencapai Rp4 juta per bulannya jika sedang ramai pesanan.
"Selain menunggu pembeli, banyak juga yang sering memesan produk buatan saya, terutama tempat sampah dan pot bunga, bahkan tiap seminggu ada konsumen dari luar daerah," Katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016
Kardi Saleh Ismail (46), seorang pengrajin ban bekas di Pentadio Timur, Kabupaten Gorontalo, mengaku produk buatannya telah
terjual hingga ke daerah Sulawesi Tengah (Sulteng), Sulawesi Utara (Sulut), Sulawesi Selatan (Sulsel) bahkan Pulau Jawa.
" Meskipun omzet masih dalam jumlah kecil, namun produk dari ban bekas mulai banyak diminati karena tahan lama dan harga yang
terjangkau, yang banyak diminati adalah tempat sampah dan loyang dan ayunan anak-anakb serta pot bunga," katanya.
Untuk tempat sampah berbahan ban bekas, dijual dengan harga bervariasi, yaitu Rp125ribu hingga Rp175ribu, loyang Rp50ribu hingga Rp150ribu.
"Untuk ayunan anak-anak berbentuk burung saya kehabisan persediaan karena banyak peminat dan belum memiliki cukup waktu akibat banyaknya pesanan tempat sampah dari berbagai instansi," ucap Kardi.
Menurut Kardi, di Kabupaten Gorontalo belum banyak warga yang melihat besarnya potensi kerajinan berbahan dasar ban bekas, yang dapat didaur ulang menjadi produk baru yang memiliki nilai jual.
Untuk penjualan produk miliknya, dirinya menunggu pembeli datang ke tempatnya berjualan, namun sering menerima pesanan dan kantor pemerintah maupu swasta, sekolah maupun dan konsumen lainnya, dengan omset mencapai Rp4 juta per bulannya jika sedang ramai pesanan.
"Selain menunggu pembeli, banyak juga yang sering memesan produk buatan saya, terutama tempat sampah dan pot bunga, bahkan tiap seminggu ada konsumen dari luar daerah," Katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016