Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Sejumlah pedagang bakso dan pengelola rumah maka di Kota Gorontalo megeluhkan kenaikan harga daging sejak beberapa hari terakhir ini.
Salah seorang pedagang bakso di pusat perbelanjaan Kota Gorontalo, Sukar, Jumat mengatakan bahwa saat ini harga daging sapi telah mengalami kenaikan jika dibandingkan sebelumnnya.
Menurut dia, meskipun harga daging dan tulang sapi saat ini mengalami kenaikkan, namun pihaknya tidak bisa menaikkan harga satu porsi bakso kepada pelangan, karena bakal tidak ada lagi yang berminat untuk membeli.
Dia menjelaskan, saat ini harga daging sapi Rp110 ribu/kg dari sebelumnnya hanya Rp95 ribu hingga Rp100 ribu, sedangkan tulang naik menjadi Rp40 ribu/kg dari sebelumnnya Rp30 ribu/kg.
"Dengan adanya kenaikkan harga daging di pasaran, banyak mempengaruhi keuntungan yang dipeoleh pedagang, yakni mengalami penurunan," Kata Sukar.
Neti, salah seorang pengelola rumah makan di pasar sentral Kota Gorontalo mengatakan bahwa terjadi peningkatan terhadap uang belanja setiap hari, sementara penghasilan yang diperoleh tidak sebandingkan sewaktu belum terjadi kenaikkan.
Dia menjelaskan, konsumen ataupun pelangan tidak mau ambil pusing dengan kenaikkan harga daging maupun tulang sapi, sehingga begitu adanya rencana untuk menaikan harga menu yang dibelinya pasti akan protes kepada penjual.
"Pelangan yang membeli nasi campur melakukan protes jika kami akan menaikkan harga satu porsi makanan," kata Neti.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016
Salah seorang pedagang bakso di pusat perbelanjaan Kota Gorontalo, Sukar, Jumat mengatakan bahwa saat ini harga daging sapi telah mengalami kenaikan jika dibandingkan sebelumnnya.
Menurut dia, meskipun harga daging dan tulang sapi saat ini mengalami kenaikkan, namun pihaknya tidak bisa menaikkan harga satu porsi bakso kepada pelangan, karena bakal tidak ada lagi yang berminat untuk membeli.
Dia menjelaskan, saat ini harga daging sapi Rp110 ribu/kg dari sebelumnnya hanya Rp95 ribu hingga Rp100 ribu, sedangkan tulang naik menjadi Rp40 ribu/kg dari sebelumnnya Rp30 ribu/kg.
"Dengan adanya kenaikkan harga daging di pasaran, banyak mempengaruhi keuntungan yang dipeoleh pedagang, yakni mengalami penurunan," Kata Sukar.
Neti, salah seorang pengelola rumah makan di pasar sentral Kota Gorontalo mengatakan bahwa terjadi peningkatan terhadap uang belanja setiap hari, sementara penghasilan yang diperoleh tidak sebandingkan sewaktu belum terjadi kenaikkan.
Dia menjelaskan, konsumen ataupun pelangan tidak mau ambil pusing dengan kenaikkan harga daging maupun tulang sapi, sehingga begitu adanya rencana untuk menaikan harga menu yang dibelinya pasti akan protes kepada penjual.
"Pelangan yang membeli nasi campur melakukan protes jika kami akan menaikkan harga satu porsi makanan," kata Neti.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016