Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Sebanyak 21 ekor sapi sakit dan mati mendadak di Desa Batu layar, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo sejak beberapa minggu terakhir.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, DKPP Kabupaten Gorontalo, Vivi Tayeb, Sabtu, mengatakan,terungkapnya kasus kematian sapi secara mendadak terjadi di Desa Batu layar usai adanya laporan warga yang terkena antraks kulit.

Dia menjelaskan, saat ada warga yang berobat ke Puskesmas, dan terindikasi terkena antraks kulit sehingga petugas Dinas Kesehatan turun ke lokasi dan menemukan ada 11 orang yang terindikasi antraks kulit.

Menurutnya, warga maupun Pemerintah Desa sebelumnya tidak melaporkan adanya sapi sakit atau yang disembelih paksa karena sakit, sehingga data atau kejadian baru diketahui setelah ada korban manusia terkena antraks.

"Setelah dilakukan penyidikan awal dari sapi yang sakit dan mati mendadak di Desa Batu layar, ada yang dipotong paksa, dijual di sekitar desa dan dikonsumsi," jelas Vivi.

Menurutnya, diKabupaten Gorontalo, pasar hewan ada empat, yaitu di Bongomeme, Pulubala, Molohu dan Tolangohula, dan kasus pertama antraks untuk ring 1 berada di Desa Ulapato A, dan pihaknya kesulitan menjaga hewan ternak yang dijual dipasar untuk mencegah penyebaran antraks yang dibawa oleh ternak.

"Saya meminta kepada masyarakat, ketika ada ternak sakit, jangan dipotong, kaena saat dipotong, darah dari ternak yang terindikasi antraks akan menyebarkan spora dan sangat berbahaya," imbuh Vivi.

Sejak ada kasus antraks di Kabupaten Gorontalo, total laporan yang masuk ke DKPP Kabupaten Gorontalo 100 ekor lebih ternak yang terindikasi antraks.

Dan jumlah sapi yang telah divaksinasi oleh tim dokter hewan DKPP Kabupaten Gorontalo berjumlah kurang lebih 8000 ternak.*

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016