Tumbilotohe adalah simbol mengenai cahaya di atas cahaya. Dalam kitab Meeraji yang tiap tahun dilantunkan menjelang Ramadhan, cahaya diatas cahaya telah dibahas, didalami dan dipraktekkan sekian ratus tahun lalu oleh Ulama Gorontalo, utamanya Bapu Ju Panggola.

Hari ini, Tumbilotohe dilaksanakan di Gorontalo jelang Idul Fitri. Hampir setiap rumah menyalakan lampu untuk merayakan itu.

Tradisi ini tentu tidak asal dikreasi oleh Ulama masa lalu, pasti ada basis filosofis yang kuat yang melandasi itu.

Islam diperkenalkan di Nusantara, khususnya di Gorontalo dengan cara, pola dan metode yang beragam. Agar pada intinya setiap warga bisa menerima dan mempraktekkan Islam dengan kesadaran dan pemaknaan yang lebih dalam.

Di masa kini, banyak yang kurang setuju dengan penggunaan simbol dalam praktek Islam. Logika modernitas memang mendoktrin agar semua tampak nyata, riil.

Tapi, di sisi lain, hampir semua yang dikonsumsi berbasis simbol. Iklan dan segala yang diperdagangkan semua simbolistik. Kita menolak Islam yang ditransfer melaui simbol-simbol tapi menerima simbol-simbol yang daya ancamnya lebih merusak.

Praktek Tumbilotohe hari ini memang mengalami pergeseran makna dari basis filosofisnya. Seiring pertumbuhan dan kemajuan, terjadi komodifikasi atas dasar efisiensi, efektifitas dan green energy.

Ritual Tumbilotohe disisi lain juga menjadi instrumen untuk memperkenalkan tradisi Ramadhan di Gorontalo. Banyak orang yang mudik atas dasar itu.

Ke depan, perlu ada kembali pemaknaan yang lebih mendalam tentang apa itu Tumbilotohe, apa yang dimaksud oleh Raja Panggola dengan cahaya diatas cahaya itu, bagaimana Tumbilotohe hari ini, bagaimana mensiasati ritual dan praktek Islam yang lebih sejuk.

Bagaimana pula mengelola peluang dan potensi pemasukan bagi daerah, bagaimana pula menjadikan tradisi ini masuk dalam kalender wisata dan destinasi religius di Indonesia bahkan dunia.

Serta bagaimana mensiasati agar prinsip 'sustainable' lebih terjaga tanpa mereduksi makna simbolistik didalamnya.

Selamat ber-Tumbilotohe, semoga kita senantiasa diterangi berkah atas perayaan Cahaya diatas Cahaya ini.

*Penulis adalah akademisi di UNG dan pemerhati sosial

Pewarta: # Funco Tanipu

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016