Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Warga Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, meminta Pemerintah Daerah segera mengatasi krisis air bersih.

Vicka Pomalingo, warga Desa Katialada, Kecamatan Kwandang mengatakan, krisis air bersih sudah dirasakan masyarakat di wilayah tersebut sejak lama.

Khusus di Dusun Pelabuhan yang ada di kompleks Pelabuhan Nusantara Kwandang, krisis air tidak pernah menemukan solusi. "Masyarakat sangat menderita, apalagi selama bulan Ramadhan hingga hari raya Idul Fitri, harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air bersih," ujar Vicka, Minggu.

Air bersih ukuran tanki 1100 liter, dibeli seharga Rp50 ribu. Dalam sehari, kebutuhan air per orang mencapai 40 liter. "Sehingga biaya membeli air sangat membebani hidup rumah tangga di wilayah ini," ujarnya.

Lina Djafar warga lainnya berharap,Pemerintah Daerah segera memperbaiki sistem pelayanan pihak Badan Layanan Umum Sistem Penyedia Air Minum (BLU-SPAM).

"Air yang dialiri lewat pipa-pipa milik BLU-SPAM tidak menjangkau seluruh rumah penduduk khususnya para pelanggan, padahal setiap bulannya kami harus membayar biaya langganan Rp28.000 per bulan," ujar Lina.

Ia berharap, Pemerintah Daerah memberikan perhatian khusus untuk mengatasi krisis air di wilayah ini, sebab kebutuhan tersebut bukan sekedar untuk makan, minum, mandi dan cuci saja.

Namun usaha para pengrajin es balok terancam tutup karena biaya membeli air lebih mahal daripada harga jual es.

Bupati Indra Yasin mengatakan, Pemerintah Daerah berencana mengganti seluruh instalasi air khususnya pipa-pipa air yang ada di Kecamatan Kwandang.

Sebab beberapa desa yang ada, khususnya Desa Katialada masih menggunakan instalasi lama atau sudah terhitung belasan tahun sehingga perlu diganti untuk memperlancar distribusi air bersih di wilayah tersebut.

Ia pun meminta masyarakat ikut menjaga instalasi BLU-SPAM, yang diduga sering dirusak oknum tertentu untuk memperoleh air lebih cepat dari pelanggan lainnya.

Aksi pencurian air menggunakan mesin penghisap kata Bupati, sangat merusak instalasi yang ada. "Pipa menjadi rusak, banyak yang bocor dan terisi angin sehingga saat distribusi air dilakukan tidak bisa lancar ke rumah-rumah pelanggan. Hal ini berdasarkan laporan petugas lapangan," ujar Bupati.

Ia optimistis, krisis air segera teratasi setelah seluruh pipa air diganti dengan yang baru.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016