Perekayasa Ahli Madya Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dini Fronitasari mengatakan penerapan teknologi dalam praktik akuakultur (smart aquaculture) memiliki manfaat terhadap efektivitas serta efisiensi manajemen kualitas air.
"Melalui inovasi teknologi yang terkini dan teknologi yang menggunakan AI itu memungkinkan untuk me-monitoring dan memanajemen, sehingga proses dalam ekosistem akuatik ini akan lebih efektif dan efisien," kata Dini dalam diskusi yang dipantau secara daring di Jakarta pada Selasa.
Menurut dia, implementasi teknologi dalam industri akuakultur dapat memberikan kontribusi positif terhadap sejumlah hal, di antaranya pengawasan kualitas air, pengurangan limbah, kesehatan organisme akuatik, pemulihan lingkungan, dan efisiensi energi serta sumber daya.
Salah satu penerapan teknologi dalam akuakultur ada purwarupa (prototype) sistem pengawasan kualitas air yang memanfaatkan Internet of Things (IoT) dan sistem pemantauan berbasis komputer SCADA yang dikembangkan oleh salah satu kelompok riset di BRIN yang dipimpin Dini.
Ia menjelaskan, dengan memanfaatkan dua teknologi tersebut, sistem ini memungkinkan identifikasi terhadap sejumlah indikator penting dalam mengukur kualitas air di antaranya tingkat kejernihan, kadar ion hidrogen (pH), oksigen terlarut, dan temperatur air.
Menurut Dini, riset terkait teknologi dalam industri akuakultur bertujuan untuk meningkatkan manajemen pakan, pemantauan kualitas air, kontrol lingkungan, serta integrasi berbasis data untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
Dengan pendekatan berbasis teknologi, kata dia, diharapkan dapat memberikan banyak manfaat serta meningkatkan efisiensi dalam praktik-praktik akuakultur dibandingkan dengan menggunakan metode tradisional.
"Kalau kita bisa menerapkan akuakultur dengan menerapkan teknologi tentu saja produktivitas dan efisiensi itu sangat bisa di scale up daripada kita melakukan praktik akuakultur yang sifatnya tradisional," ujar Dini.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN jelaskan manfaat penggunaan teknologi terhadap praktik akuakultur
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024
"Melalui inovasi teknologi yang terkini dan teknologi yang menggunakan AI itu memungkinkan untuk me-monitoring dan memanajemen, sehingga proses dalam ekosistem akuatik ini akan lebih efektif dan efisien," kata Dini dalam diskusi yang dipantau secara daring di Jakarta pada Selasa.
Menurut dia, implementasi teknologi dalam industri akuakultur dapat memberikan kontribusi positif terhadap sejumlah hal, di antaranya pengawasan kualitas air, pengurangan limbah, kesehatan organisme akuatik, pemulihan lingkungan, dan efisiensi energi serta sumber daya.
Salah satu penerapan teknologi dalam akuakultur ada purwarupa (prototype) sistem pengawasan kualitas air yang memanfaatkan Internet of Things (IoT) dan sistem pemantauan berbasis komputer SCADA yang dikembangkan oleh salah satu kelompok riset di BRIN yang dipimpin Dini.
Ia menjelaskan, dengan memanfaatkan dua teknologi tersebut, sistem ini memungkinkan identifikasi terhadap sejumlah indikator penting dalam mengukur kualitas air di antaranya tingkat kejernihan, kadar ion hidrogen (pH), oksigen terlarut, dan temperatur air.
Menurut Dini, riset terkait teknologi dalam industri akuakultur bertujuan untuk meningkatkan manajemen pakan, pemantauan kualitas air, kontrol lingkungan, serta integrasi berbasis data untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
Dengan pendekatan berbasis teknologi, kata dia, diharapkan dapat memberikan banyak manfaat serta meningkatkan efisiensi dalam praktik-praktik akuakultur dibandingkan dengan menggunakan metode tradisional.
"Kalau kita bisa menerapkan akuakultur dengan menerapkan teknologi tentu saja produktivitas dan efisiensi itu sangat bisa di scale up daripada kita melakukan praktik akuakultur yang sifatnya tradisional," ujar Dini.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN jelaskan manfaat penggunaan teknologi terhadap praktik akuakultur
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024