Khalil Al Hayya, anggota biro politik Hamas, pada Rabu (15/1) mengatakan bahwa sejumlah negara, termasuk Indonesia, telah banyak membantu Palestina, termasuk dalam upaya mendukung tercapainya gencatan senjata dengan Israel.

Pernyataannya itu muncul setelah negosiasi antara kelompok perlawanan Palestina itu dengan Israel mencapai kesepakatan di Qatar. Kesepakatan itu akan mulai berlaku pada Minggu.   

Dalam sebuah konferensi pers, dia menyebut "sikap terhormat dari semua negara yang membantu Palestina di berbagai bidang, khusus saudara-saudara kami di Turki, Afrika Selatan, Aljazair, Rusia, China, Malaysia dan Indonesia."

“Pada momen bersejarah ini, kami menyampaikan rasa bangga dan hormat kepada rakyat kami di Gaza,” kata dia, menambahkan.

Al Hayya juga menegaskan bahwa rakyat Palestina “tidak akan melupakan siapa pun yang terlibat dalam perang genosida.”

“Apa yang dilakukan Israel dan para pendukungnya, dari perang genosida brutal hingga yang mirip kejahatan Nazi, akan tetap tersimpan dalam ingatan rakyat kami dan dunia, sebagai genosida paling keji di era modern,” katanya.

Dia mengatakan bahwa rakyat Palestina menghadapi pendudukan Israel dengan kekuatan dan kecintaan terhadap tanah air mereka, sehingga Israel "gagal mencapai tujuan-tujuan-tujuannya,” baik yang terang-terangan maupun yang diam-diam.

“Rakyat kami tetap teguh di tanah mereka, tidak melarikan diri atau bermigrasi, dan menjadi pelindung bagi perlawanan mereka."

Menyinggung kerusakan besar akibat perang genosida Israel di Gaza, Al Hayya mengatakan bahwa Palestina "akan membangun kembali Gaza”. 

Israel, kata dia, “tidak mendapatkan apa-apa selain kehancuran, kerusakan, dan pembantaian terhadap rakyat kami."

"Israel hanya mendapatkan kembali tawanan... melalui kesepakatan pertukaran tawanan yang terhormat.”

Al Hayya mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada kelompok Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, dan Iran atas dukungan mereka untuk Gaza.

Dia juga memuji Qatar dan Mesir yang berperan penting dalam negosiasi gencatan senjata "sejak hari pertama untuk menghentikan agresi dan perang genosida" Israel terhadap rakyat Palestina.

Tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas diumumkan oleh Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di Doha.

Menurut dia, fase pertama kesepakatan akan berlangsung selama 42 hari. Fase itu akan mencakup pembebasan 33 warga Israel yang disandera Hamas dan sejumlah warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Pengumuman itu disampaikan pada hari ke-467 genosida Israel terhadap Gaza, yang telah membunuh dan melukai lebih dari 156.000 warga Palestina, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Agresi militer Israel di Gaza itu, yang dianggap sebagai salah satu bencana kemanusiaan terburuk, juga telah menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang, kehancuran, dan krisis kemanusiaan yang telah merenggut banyak jiwa lansia dan anak-anak.

Sumber: Anadolu



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Hamas puji negara-negara pendukung Palestina, termasuk Indonesia

Pewarta: Primayanti

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2025