Bandung (ANTARA GORONTALO) - Tuan rumah Jawa Barat mendominasi cabang tenpin boling klasifikasi tuna netra (TPB) Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 Jabar di Siliwangi Boling Center Kota Bandung, Selasa.

Tiga emas Jabar diraih dari nomor double TPB2 dengan atlet Ende Raran dan Yosef Kurnia dengan total nilai 1551.

Dua emas Jabar lainya diraih oleh Euis Rahayu dan Syahrul pada nomor double TPB 3 dengan total point 1603 serta dari nomor double mix TPB 2&3 atas nama Kacung Setiawan dan Santi dengan nilai 1427.

Selain tiga emas, tim Jabar juga meraih perak dari nomor double TPB1 dengan atlet Irvan Arimansyah dan Dwi Widiantoro.

"Tiga medali emas pada hari ini sudah maksimal dan sesuai dengan target. Meski demikian kita sebenarnya bisa lebih, namun di double TPB1 atlet kita harus puas dengan perak," kata pelatih Jabar Harlinda.

Sementara itu Riau mendulang satu emas dari nomor double TPB1 putra yang diraih oleh Herbin Nainggolan dan Ishar Sumanjuntak. Emas itu merupakan emas kedua Riau dari lintasan tenpin boling Peparnas.

Pertandingan tenpin boling TPB atau tuna netra itu merupakan nomor paling sulit, khususnya untuk nomor TPB1 karena peserta harus total menggunakan penutup mata. Sedangkan nomor lainnya diikuti oleh penyandang disabilitas low vision.

"Nomor TPB ini paling sulit dan jelas membutuhkan persiapan matang. Pasalnya perasaan dan feeling sangat menentukan," kata Technical Delegate cabang olahraga tenpin boling Peparnas 2016 Sri Jayadi.

Menurut dia, peran seorang pelatih sangat menentukan dalam memberikan informasi sasaran yang belum diruntuhkan. Selain menggunakan penutup mata, tempat pertandingan juga dilengkapi dengan panel untuk pegangan tangan kiri dalam melakukan lemparan.

Sementara itu jumlah atlet dan kontingen yang turun pada nomor itu cukup minim. Sehingga untuk pertandingan nomor itu dilakukan sistem mix up yakni menggabungkan satu atau dua kontingen untuk bertanding untuk menyiasati minimnya peserta.

"Jadi bila ada satu kontingen yang mengirimkan satu atlet, digabungkan dengan kontingen lainnya yang juga kurang dari satu regu. Mereka hanya tanding pada nomor perorangan saja, dan tidak untuk nomor beregu," kata Sri Jayadi.

Sementara itu minimnya atlet pada nomor TPB itu diakui juga dibenarkan oleh koordinator pertandingan boling Adi Soesetyo yang menyebutkan pada nomor beregu minim peserta.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016