Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Petani tambak di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, memerlukan pendampingan atau tranfer ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengembangkan usaha pembudidayaan komoditas udang dan ikan bandeng.

Suwarni Ponda, salah satu petani tambak di Desa Botungobungo, Kecamatan Kwandang, Minggu di Gorontalo mengatakan, sepanjang tahun 2016 ini produksi udang dan ikan bandeng miliknya menurun.

Dia bahkan memilih panen lebih awal, sebab udang dan ikan bandeng banyak yang mati.

"Entah terkena penyakit apa, namun belum cukup umur dua bulan sejak bibit di tebar, terpaksa panen dilakukan sebab banyak yang mati terserang penyakit," ujarnya.

Suwarni berharap, ada pendampingan dari pemerintah daerah khususnya menyiapkan tenaga penyuluh pendamping agar para petani bisa memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat dalam mengembangkan usaha budidaya tambak tersebut.

Luas tambak yang ia kelola, kata Suwarni, mencapai dua hektare dan ia harus menyiapkan modal untuk membeli bibit paling minim sebesar Rp2 juta, sedangkan pakan mencapai 10 karung atau senilai Rp1,8 juta.

Belum lagi ia bersama petani tambak bukan pemilik, melakukan kerja sama sehingga hasilnya harus dibagi, maka keuntungan tidak maksimal jika panen dilakukan bukan pada waktu atau masa pertumbuhan udang dan ikan bandeng sudah pada umur panen.

Jika sudah pada masa panen, biasanya udang berukuran 60-70 ekor/kilogram dapat di panen dengan kisaran harga Rp50 ribu/kilogram.

Namun jika harus panen lebih awal, biasanya udang ukuran 100 ekor per kilo gram dengan harga di kisaran Rp35 ribu-Rp40 ribu ekor.

Itupun kata Suwarni, permintaan pasar untuk ukuran tersebut sangat kurang sebab kurang diminati konsumen.

Ia berharap, di tengah usaha para petani tambak di daerah ini, pemerintah daerah bisa lebih optimal dalam mengintervensi petani tambak agar produksi komoditas perikanan budidaya ini bisa lebih meningkat.

Udang dari daerah ini banyak memenuhi permintaan lokal, termasuk permintaan dari daerah tetangga, diantaranya Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016