Amerika Serikat (AS) sedang mengeksplorasi berbagai alternatif untuk relokasi warga Palestina setelah mantan Presiden Donald Trump mengusulkan pengambilalihan Jalur Gaza, kata utusan khususnya pada Minggu (16/3).
"Saya pikir kami sedang mempertimbangkan semua alternatif dan opsi yang dapat membawa kehidupan lebih baik bagi warga Gaza. Dan, tentu saja, bagi rakyat Israel," ujar Steve Witkoff kepada CBS News saat ditanya apakah AS sedang berdiskusi dengan negara lain mengenai pemukiman kembali warga Palestina.
"Jadi, kami sedang mengeksplorasi semua kemungkinan tersebut," tambahnya.
Bulan lalu, Trump menyatakan bahwa AS akan "mengambil alih" Gaza dan mengubahnya menjadi "Riviera Timur Tengah" dengan merelokasi warga Palestina ke negara-negara tetangga seperti Yordania dan Mesir.
Usulan itu menuai kecaman luas dari warga Palestina, negara-negara Arab, serta banyak negara lain di dunia, termasuk Kanada, Prancis, Jerman, dan Inggris.
"Tapi saat ini, yang ada di depan kita adalah mencari solusi atas konflik ini," kata Witkoff.
Pekan lalu di Qatar, Witkoff dan Direktur Senior Dewan Keamanan Nasional AS untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Eric Trager, mempresentasikan proposal "jembatan" yang bertujuan memberikan waktu untuk merundingkan kerangka kerja menuju gencatan senjata permanen.
"Bagi saya, kami telah mengajukan proposal yang sangat masuk akal, yang dimaksudkan sebagai jembatan menuju diskusi akhir dan resolusi permanen," kata Witkoff.
Menurutnya, proposal tersebut mencakup demiliterisasi Hamas, yang dianggap sebagai "garis merah" bagi Israel, serta kemungkinan menuju solusi perdamaian jangka panjang.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: AS jajaki alternatif relokasi rakyat Palestina ikuti rencana Trump
Editor : Debby H. Mano
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2025