Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Mark Rutte, Selasa (8/4), mengatakan peran Jepang semakin penting karena aliansi tersebut memantau ekspansi militer China yang "cepat".

"Tokyo sangat penting," kata Rutte, memperingatkan bahwa Beijing "membangun angkatan bersenjatanya, termasuk angkatan lautnya, dengan kecepatan tinggi."

"Kita tidak bisa naif dan kita benar-benar harus bekerja sama untuk menilai apa yang terjadi," katanya saat berkunjung ke Pangkalan Angkatan Laut Yokosuka di Pulau Honshu.

Rutte mengatakan kepada wartawan bahwa AS telah mendesak NATO untuk meningkatkan keterlibatannya dengan empat negara Indo-Pasifik -- Jepang, Australia, Selandia Baru dan Korea Selatan -- bukan melalui pertahanan kolektif berdasarkan Pasal 5, tetapi melalui kerja sama dalam pertahanan, kapasitas industri dan inovasi.

Dia mengatakan aliansi tersebut prihatin dengan latihan militer China baru-baru ini di dekat Taiwan.

Kunjungannya menyusul perjalanan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth ke Jepang bulan lalu, di mana dia menegaskan kembali bahwa aliansi AS-Jepang tetap menjadi "landasan kebebasan, kemakmuran, keamanan, dan perdamaian di Indo-Pasifik."

Tahun lalu, muncul laporan bahwa NATO tengah mempertimbangkan untuk membuka kantor pertamanya di Asia, kemungkinan di Tokyo. Pada Januari, Jepang meluncurkan misi NATO-nya sendiri di Brussels.

Beijing dan Korea Utara telah memperingatkan tentang kehadiran NATO di kawasan tersebut, menuduhnya berusaha membentuk "NATO Asia."

Jepang adalah satu-satunya anggota G7 yang bukan bagian dari NATO.

Rutte berada di Tokyo dalam kunjungan dua hari dan diperkirakan akan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan pejabat lainnya.

Sumber: Anadolu

 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: NATO: Peran Jepang penting di tengah menguatnya militer China

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2025