Gorontalo, (Antara Gorontalo) - "Yang paling mengancam jiwa penderita HIV/AIDS sebenarnya adalah stigma dan diskriminasi yang muncul karena penyakit itu," kata Ayundrawan Mohune (35), Rabu.

Menurutnya diskriminasi juga sama mematikan dengan virus yang menyerang kekebalan tubuh tersebut.

Hal itu membuat Ayun tergerak hatinya untuk membantu Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), bangkit melawan stigma yang menambah beban hidup para penderita di Gorontalo.

Sejak tahun 2012, Ayun bersama sejumlah rekannya bergabung dalam Yayasan "Huyula Support" yang berdiri pada tahun 2005. Yayasan ini adalah wadah pertamanya menyalurkan kepedulian untuk mengkampanyekan pencegahan dan menanggulangi penyebaran HIV.

Pada tahun 2013 ia kemudian menjadi pengelola program di Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Gorontalo, serta aktif dalam berbagai kegiatan yang membantu pemulihan para ODHA.

Selama proses tersebut, bapak satu anak ini mengaku justru banyak belajar dari setiap kasus yang dijumpainya di lapangan.

"HIV mengajarkan bagaimana menjaga perilaku, baik yang menyangkut diri sendiri maupun perilaku yang ada hubungannya dengan orang lain. Itu alasan yang membuat saya semakin tertarik untuk tetap berada di jalur ini," katanya.

Menurutnya penyebaran HIV dan stigma yang muncul seharusnya bisa dikendalikan, selama masyarakat memiliki pengetahuan tentang cara pencegahan dan penanggulan virus tersebut serta mempunyai komitmen yang kuat untuk melakukannya.

"Di mata saya ODHA adalah manusia biasa sama dengan kita. Itu sebab warga tidak perlu menjauhi, karena ODHA pantas mendapatkan perlakuan layak sebagaimana orang lain," ungkapnya.

Ayun memandang jalan terbaik untuk membantu para ODHA adalah membuka ruang dan memperlakukan mereka dengan normal.

Baginya, stigma muncul dari ketidaktahuan sehingga butuh peran seluruh pihak untuk terlibat dalam kampanye pencegahan HIV/AIDS.

Pewarta: Debby Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016