Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo, Suryono, Minggu, mengatakan inflasi pada triwulan III 2016 di daerah itu relatif terkendali.

Data BI menunJukkan inflasi triwulan tersebut tercatat sebesar 2,77 persen, yang mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,89 persen, sehingga secara kumulatif Januari-September 2016, inflasi Gorontalo tercatat 0,63 persen.

Realisasi inflasi pada triwulan III 2016 tersebut masih sedikit lebih tinggi dibanding tingkat inflasi nasional sebesar 3,07 persen, namun merupakan urutan kedua inflasi terendah di kawasan Sulampua (Sulawesi, Maluku dan Papua).

Ia menjelaskan penurunan tekanan inflasi pada triwulan III, terutama didorong oleh menurunnya inflasi kelompok bahan makanan bergejolak (volatile food) akibat koreksi harga komoditas ikan segar (cakalang dan selar), daging ayam ras, ayam hidup, telur ayam ras.

"Koreksi harga beberapa komoditas tersebut seiring terjaganya pasokan dan kembali normalnya permintaan masyarakat pascaperayaan Idul Fitri pada periode sebelumnya," ujarnya.

Selain itu, juga didorong oleh penurunan tekanan inflasi kelompok tarif yang ditentukan oleh pemerintah (administered price), khususnya pada tarif angkutan udara dan penurunan harga BBM untuk jenis Pertamax dan Pertalite.

"Sedangkan Kelompok inflasi inti tercatat mengalami sedikit penurunan yang dipengaruhi oleh penyesuaian harga di level produsen," ungkapnya.

Memasuki triwulan IV 2016, tekanan inflasi Gorontalo cenderung menurun pada awal triwulan dan diperkirakan akan mengalami peningkatan pada akhir periode.

Pada Oktober 2016, deflasi kembali terjadi sebesar 0,42 persen, relatif menurun dibandingkan tingkat inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,77 persen.

Penurunan tekanan inflasi didorong oleh penurunan harga komoditas ikan segar, bawang merah dan daging ayam ras seiring meningkatnya pasokan.

"Meski demikian, tekanan inflasi diperkirakan mengalami peningkatan pada akhir periode seiring peningkatan permintaan masyarakat pada perayaan hari besar keagamaan Maulid Nabi dan Natal, serta perayaan tahun baru," jelasnya.

Ia menambahkan berbagai upaya pengendalian inflasi dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Pemerintah Daerah, untuk menjaga stabilitas harga serta memitigasi berbagai potensi risiko kenaikan harga yang diperkirakan akan terjadi di akhir tahun.

Upaya stabilisasi tersebut diharapkan dapat menjaga tingkat inflasi Gorontalo sesuai dengan target inflasi nasional 4 persen pada akhir tahun 2016.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016