Jakarta, (ANTARAGORONTALO) - Pimpinan Pondok Pesantren Abdurrahman Wahid Soko Tunggal KH. Nuril Arifin Husein atau Gus Nur ingin memperjuangkan hak Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai warga Indonesia yang berhak dipilih.
"Barangkali saya tidak nyoblos Mas Ahok, karena KTP-nya masih Semarang, tetapi saya memperjuangkan beliau agar diakui hak kemanusiaannya, hak sebagai bangsa Indonesia yang boleh memilih atau dipilih," kata Gus Nur.
Gus Nur mengatakan wajah Indonesia dan Islam Nusantara yang sesungguhnya dapat dilihat dengan caranya yang memberikan koridor dan kesempatan bagi semua elemen bangsa untuk dihargai.
Sementara itu, Ahok mengaku terkesan pertemuan pertamanya dengan Gus Nur dan mengagumi sebagai sosok yang menguasai sejarah.
"Saya terkesan dengan cerita beliau sangat tahu sejarah dari Wali Songo sampai masa depan dunia. Saya tertarik sama cerita revolusi mental, tentang tol laut. Itu udah dari lama dari sebelum Wali Songo. Kalau semua sudah selesai, saya mau tanya-tanya lagi ke sini," kata Ahok.
Selain terkesan dengan suasana pondok pesantren, Ahok juga kembali menyampaikan permintaan maafnya atas segala kegaduhan yang ia sebabkan, namun ia melihat ada hikmah dibalik hal tersebut, yakni membuat umat Islam bersatu.
Cagub nomor urut dua yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat tersebut juga meminta doa dan dukungan sebelum menghadapi sidang lanjutan pada Selasa (10/1).
"Nasih saya tentu di tangan Tugan, tetapi lebih tentu di tangan hakim, jaksa penuntut umum juga penasihat hukum. Perjuangan saya sama Pak Djarot belum selesai buat Jakarta, nanggung ini, makanya kami minta izin supaya kami terpilih untuk menyelesaikannya," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Kedatangan Ahok di pondok pesantren bertujuan silaturahmi. Ia pun dihadiahi ikat kepala khas Bali, udeng bernuansa merah, oleh Gus Nur.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
"Barangkali saya tidak nyoblos Mas Ahok, karena KTP-nya masih Semarang, tetapi saya memperjuangkan beliau agar diakui hak kemanusiaannya, hak sebagai bangsa Indonesia yang boleh memilih atau dipilih," kata Gus Nur.
Gus Nur mengatakan wajah Indonesia dan Islam Nusantara yang sesungguhnya dapat dilihat dengan caranya yang memberikan koridor dan kesempatan bagi semua elemen bangsa untuk dihargai.
Sementara itu, Ahok mengaku terkesan pertemuan pertamanya dengan Gus Nur dan mengagumi sebagai sosok yang menguasai sejarah.
"Saya terkesan dengan cerita beliau sangat tahu sejarah dari Wali Songo sampai masa depan dunia. Saya tertarik sama cerita revolusi mental, tentang tol laut. Itu udah dari lama dari sebelum Wali Songo. Kalau semua sudah selesai, saya mau tanya-tanya lagi ke sini," kata Ahok.
Selain terkesan dengan suasana pondok pesantren, Ahok juga kembali menyampaikan permintaan maafnya atas segala kegaduhan yang ia sebabkan, namun ia melihat ada hikmah dibalik hal tersebut, yakni membuat umat Islam bersatu.
Cagub nomor urut dua yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat tersebut juga meminta doa dan dukungan sebelum menghadapi sidang lanjutan pada Selasa (10/1).
"Nasih saya tentu di tangan Tugan, tetapi lebih tentu di tangan hakim, jaksa penuntut umum juga penasihat hukum. Perjuangan saya sama Pak Djarot belum selesai buat Jakarta, nanggung ini, makanya kami minta izin supaya kami terpilih untuk menyelesaikannya," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Kedatangan Ahok di pondok pesantren bertujuan silaturahmi. Ia pun dihadiahi ikat kepala khas Bali, udeng bernuansa merah, oleh Gus Nur.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017