Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Presiden Joko Widodo tampak nyaman mengenakan sarung warna cokelat muda berpadu jas serta peci hitam saat kunjungan kerjaa ke Jawa Tengah akhir pekan lalu.

Presiden juga mengenakan sarung pada beberapa kesempatan, salah satunya saat tak sedang menjalankan tugas pemerintahan.

Menurut perancang Sizzy Matindas, kebiasaan bersarung yang dicontohkan Presiden telah membuat sarung menjadi sesuatu yang spesial saat sang kepala negara mengenakannya.

"Kepala negara yang mengenakan itu membuat kita menyadari seperti itulah budaya kita. Kita sebelumnya memang mengenakan itu, lalu presiden kita mengenakannya juga, muncul rasa bangga," ujar dia kepada ANTARA News di Jakarta, Selasa.

Pernyataan perancang yang fokus pada batik Sulawesi Utara itu diamini Dynand Fariz. Pria yang telah beberapa kali mengantarkan Puteri Indonesia pada ajang internasional melalui karyanya itu memuji gaya berbusana Jokowi yang kerap memasukkan unsur budaya Indonesia.

"Dari sisi ready to wear, dari sisi personality bapak (Jokowi), sejauh ini bagus. Masih bisa mewakili Indonesia. Motif apa pun yang dipakai bapak, penuh pertimbangan. Tidak keluar dari koridor pemakaian busana itu sendiri," tutur Dynand dalam kesempatan berbeda.

Bila ditilik, apa pun gaya berbusana presiden, menurut Sizzy, acap menjadi trendsetter atau pembawa kecenderungan.

Gaya dia saat mengenakan kemeja putih, jaket bomber dan payung biru beberapa waktu lalu telah menjadi bahan perbincangan serius di dunia maya. Kini, giliran sarung dan peci yang menjadi trend.

"Dia itu trendsetter lho. Saat mengenakan kemeja putih, orang-orang juga mengenakan baju serupa. Dia kembali pakai peci, semua juga memakainya. Dia berbatik, semua orang booming mengenakan batik," kata Sizzy.

"Sekarang sarung. Sejak dulu orang-orang Indonesia sudah memakai sarung. Yang sudah terbiasa pakai sarung merasa 'presiden saja pakai sarung, kenapa kita enggak'. Dia mengangkat kembali sesuatu yang sebenarnya orang Indonesia sudah miliki," sambung Sizzy.

Menurut dia, bukan tak mungkin jika pada masa mendatang perpaduan tenun dan batik menjadi tren berbusana Indonesia karena kepala negara mengenakannya juga.

"Tidak ada batJakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo tampak nyaman mengenakan sarung warna cokelat muda berpadu jas serta peci hitam saat kunjungan kerjaa ke Jawa Tengah akhir pekan lalu.

Presiden juga mengenakan sarung pada beberapa kesempatan, salah satunya saat tak sedang menjalankan tugas pemerintahan.

Menurut perancang Sizzy Matindas, kebiasaan bersarung yang dicontohkan Presiden telah membuat sarung menjadi sesuatu yang spesial saat sang kepala negara mengenakannya.

"Kepala negara yang mengenakan itu membuat kita menyadari seperti itulah budaya kita. Kita sebelumnya memang mengenakan itu, lalu presiden kita mengenakannya juga, muncul rasa bangga," ujar dia kepada ANTARA News di Jakarta, Selasa.

Pernyataan perancang yang fokus pada batik Sulawesi Utara itu diamini Dynand Fariz. Pria yang telah beberapa kali mengantarkan Puteri Indonesia pada ajang internasional melalui karyanya itu memuji gaya berbusana Jokowi yang kerap memasukkan unsur budaya Indonesia.

"Dari sisi ready to wear, dari sisi personality bapak (Jokowi), sejauh ini bagus. Masih bisa mewakili Indonesia. Motif apa pun yang dipakai bapak, penuh pertimbangan. Tidak keluar dari koridor pemakaian busana itu sendiri," tutur Dynand dalam kesempatan berbeda.

Bila ditilik, apa pun gaya berbusana presiden, menurut Sizzy, acap menjadi trendsetter atau pembawa kecenderungan.

Gaya dia saat mengenakan kemeja putih, jaket bomber dan payung biru beberapa waktu lalu telah menjadi bahan perbincangan serius di dunia maya. Kini, giliran sarung dan peci yang menjadi trend.

"Dia itu trendsetter loh. Saat mengenakan kemeja putih, orang-orang juga mengenakan baju serupa. Dia kembali pakai peci, semua juga memakainya. Dia berbatik, semua orang booming mengenakan batik," kata Sizzy.

"Sekarang sarung. Sejak dulu orang-orang Indonesia sudah memakai sarung. Yang sudah terbiasa pakai sarung merasa 'presiden saja pakai sarung, kenapa kita enggak'. Dia mengangkat kembali sesuatu yang sebenarnya orang Indonesia sudah miliki," sambung Sizzy.

Menurut dia, bukan tak mungkin jika pada masa mendatang perpaduan tenun dan batik menjadi tren berbusana Indonesia karena kepala negara mengenakannya juga.

"Tidak ada batasannya, dia ingin mengangkat semua budaya. Kalau nanti misalnya ada tenun, kombinasi tenun dan batik, dia mungkin akan pakai," tutur perempuan yang mempopulerkan "Batik Bercerita" itu.

Menyoal warna sarung dan motif, Sizzy mengatakan tak ada batasannya. Presiden akan terlihat cocok mengenakan warna dan motif apa pun. Terlebih, selama ini Jokowi memang menyesuiakan gaya berbusananya dengan acara yang dihadirinya.

"Sarung motif apa pun, warna apa pun cocok-cocok saja kok. Dia enggak neko-neko berbusana. Kalau memang acaranya memakai jas, dia akan menyesuaikannya menggunakan jas juga. Disesuaikan dengan acaranya. Untuk sehari-hari, Pak Jokowi mengenakan style dia, senyamannya dia," tutup Sizzy.
asannya, dia ingin mengangkat semua budaya. Kalau nanti misalnya ada tenun, kombinasi tenun dan batik, dia mungkin akan pakai," tutur perempuan yang mempopulerkan "Batik Bercerita" itu.

Menyoal warna sarung dan motif, Sizzy mengatakan tak ada batasannya. Presiden akan terlihat cocok mengenakan warna dan motif apa pun. Terlebih, selama ini Jokowi memang menyesuiakan gaya berbusananya dengan acara yang dihadirinya.

"Sarung motif apa pun, warna apa pun cocok-cocok saja kok. Dia enggak neko-neko berbusana. Kalau memang acaranya memakai jas, dia akan menyesuaikannya menggunakan jas juga. Disesuaikan dengan acaranya. Untuk sehari-hari, Pak Jokowi mengenakan style dia, senyamannya dia," tutup Sizzy.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017