Jakarta, (ANTARAGORONTALO) - Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menginginkan agar Jakarta memiliki bioskop bersubsidi dengan harga tiket masuk yang terjangkau demi mendukung industri film nasional.
"Bioskop bersubsidi harus ada, contoh peredaran film kita di XXI kan rakyat pengen nonton, tapi kalau harganya Rp25 ribu, enggak mungkin nonton kan?" kata Ahok usai menghadiri bedah buku "A Man Called Ahok" di Jakarta.
Ahok mengatakan warga Jakarta akan lebih antusias menonton film di bioskop dengan kemampuan membayar tiket seharga Rp5.000-10.000.
Namun, jika harga tiket bioskop hanya Rp5.000 dengan kapasitas penonton 50 orang tentunya tidak akan cukup untuk membayar biaya perawatan listrik, air conditioner dan sarana prasarana.
Oleh karena itu, ia memiliki gagasan untuk mendirikan bioskop dengan biaya subsidi dari PD Pasar Jaya sehingga peredaran film nasional bisa tayang dengan jangka waktu lama.
"Kalau bioskop cuma 50 penonton, Rp500 ribu, bisa putar enggak film? Enggak bisa nutup kecuali kita subsidi lewat Pasar Jaya, ada AC segala macam sehingga peredaran film nasional jadi panjang," kata Cagub yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat tersebut.
Selain itu, ia berharap Jakarta menjadi pusat perfilman nasional dengan banyaknya studio layaknya di industri film Hollywood. Dengan begitu, pembuat film di Jakarta akan dipermudah.
Ahok juga berencana menyediakan dana Rp2 miliar untuk mendukung produksi film untuk mewadahi kreativitas komunitas pembuat film pendek atau film indie, bahkan mahasiswa jurusan film.
"Bayangkan kalau kita sediakan Rp2 miliar, bisa 50 film setahun. Lima puluh film mesti diputar, putar dimana yang murah, ya rumah biasa. Kalau pengusaha kan harus hitung tanahnya," ujar mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
"Bioskop bersubsidi harus ada, contoh peredaran film kita di XXI kan rakyat pengen nonton, tapi kalau harganya Rp25 ribu, enggak mungkin nonton kan?" kata Ahok usai menghadiri bedah buku "A Man Called Ahok" di Jakarta.
Ahok mengatakan warga Jakarta akan lebih antusias menonton film di bioskop dengan kemampuan membayar tiket seharga Rp5.000-10.000.
Namun, jika harga tiket bioskop hanya Rp5.000 dengan kapasitas penonton 50 orang tentunya tidak akan cukup untuk membayar biaya perawatan listrik, air conditioner dan sarana prasarana.
Oleh karena itu, ia memiliki gagasan untuk mendirikan bioskop dengan biaya subsidi dari PD Pasar Jaya sehingga peredaran film nasional bisa tayang dengan jangka waktu lama.
"Kalau bioskop cuma 50 penonton, Rp500 ribu, bisa putar enggak film? Enggak bisa nutup kecuali kita subsidi lewat Pasar Jaya, ada AC segala macam sehingga peredaran film nasional jadi panjang," kata Cagub yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat tersebut.
Selain itu, ia berharap Jakarta menjadi pusat perfilman nasional dengan banyaknya studio layaknya di industri film Hollywood. Dengan begitu, pembuat film di Jakarta akan dipermudah.
Ahok juga berencana menyediakan dana Rp2 miliar untuk mendukung produksi film untuk mewadahi kreativitas komunitas pembuat film pendek atau film indie, bahkan mahasiswa jurusan film.
"Bayangkan kalau kita sediakan Rp2 miliar, bisa 50 film setahun. Lima puluh film mesti diputar, putar dimana yang murah, ya rumah biasa. Kalau pengusaha kan harus hitung tanahnya," ujar mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017