Venezuela meluncurkan latihan militer komprehensif pada Rabu (8/10) yang melibatkan personel militer dan sipil, kata Presiden Nicolas Maduro, di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat (AS).

Ketegangan antara AS dan Venezuela tersebut terkait dengan pengerahan kapal perang AS di lepas pantai negara Amerika Selatan itu.

"Pada tengah malam tanggal 8 Oktober 2025, sebuah latihan dimulai untuk mempraktikkan aktivasi komprehensif simultan dari semua skenario pertahanan, perlawanan, dan ofensif di zona pertahanan kompleks La Guaira dan Carabobo," kata Maduro melalui media sosial Telegram.

Pasukan milisi Venezuela bergabung dengan militer di bawah model pelatihan baru, yang akan ditingkatkan secara bertahap untuk melindungi perdamaian, kedaulatan, dan masa depan negara tersebut.

Rencana nasional itu mencakup pula penguatan pasukan pertahanan teritorial dan melawan ancaman eksternal.

Sebelumnya pada 19 Agustus, juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump siap menggunakan "setiap elemen kekuatan Amerika" untuk memerangi perdagangan narkoba, tanpa mengesampingkan kemungkinan dilaksanakannya operasi militer di Venezuela.

Pernyataan tersebut disampaikan menyusul laporan bahwa Washington mengerahkan lebih dari 4.000 marinir dan pelaut, serta beberapa kapal militer, ke perairan lepas pantai Amerika Latin dan Karibia dengan dalih melawan kartel narkoba.

The New York Times melaporkan pada Senin (6/10) bahwa Trump baru-baru ini telah memerintahkan utusan khususnya, Richard Grenell, untuk menghentikan kontak diplomatik dengan Presiden Maduro dan para pejabat senior Venezuela, yang telah berlangsung sejak Februari.

Dalam pertemuan dengan para pemimpin militer senior 2 Oktober lalu, Trump memerintahkan Richard Grenell, utusan khusus presiden yang memimpin negosiasi dengan Venezuela, untuk menghentikan seluruh upaya diplomatik, termasuk pembicaraan dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro, kata para sumber pejabat pada Senin.

Menurut laporan harian AS itu, Trump "semakin frustrasi dengan penolakan Maduro untuk menyerahkan kekuasaan secara sukarela serta terhadap sikap penolakan yang terus-menerus dari para pejabat Venezuela terkait keterlibatan mereka dalam perdagangan narkoba."

Langkah tersebut membuka kemungkinan terjadinya eskalasi militer terhadap para pengedar narkoba atau pemerintah Maduro, sebut laporan itu.

Maduro telah berulang kali menuduh AS menggunakan ancaman kartel narkoba sebagai dalih untuk melakukan perubahan rezim dan memperkuat kehadiran militernya di kawasan Amerika Latin.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Venezuela gelar latihan militer besar saat tensi dengan AS memanas

Pewarta: M Razi Rahman

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2025