Bogota, Kolombia (ANTARA) - Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Rabu (3/12) memastikan telah berbicara melalui telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sekitar sepuluh hari lalu.
Maduro mengatakan panggilan itu diprakarsai Gedung Putih dan berlangsung “dalam nada saling menghormati,” sebagaimana ia sampaikan dalam sebuah acara yang disiarkan Venezolana de Television.
Trump sebelumnya mengonfirmasi singkat adanya percakapan tersebut pada Minggu, tetapi tidak memberikan banyak rincian.
“Saya tidak akan mengatakan itu berjalan baik atau buruk. Itu hanya panggilan telepon,” ujarnya.
Maduro menilai terbukanya saluran diplomatik sebagai langkah positif.
“Jika panggilan itu berarti ada upaya menuju dialog yang saling menghormati antarnegara, maka dialog itu kami sambut, diplomasi kami sambut, karena kami selalu mencari perdamaian,” katanya, sebelum menegaskan kembali pesannya dalam bahasa Inggris.
“Welcome dialogue, welcome diplomats, welcome peace. Peace, yes. War, never, never in your life (Selamat datang dialog, selamat datang diplomat, selamat datang perdamaian. Damai, ya. Perang, jangan, jangan pernah seumur hidupmu),” ujarnya.
Panggilan telepon tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan militer dan operasi Amerika Serikat yang menargetkan Venezuela.
Ketegangan memuncak pada Sabtu lalu setelah Trump mengumumkan bahwa wilayah udara “di atas dan sekitar” Venezuela dianggap ditutup sepenuhnya.
Sebelumnya, pada Agustus, Amerika Serikat mengerahkan armada kapal perang ke Karibia dan menurunkan kapal induk terbesar di dunia pada November dengan dalih memerangi perdagangan narkoba.
Sejak September, Amerika Serikat telah melakukan sedikitnya 21 serangan di Laut Karibia dan Samudra Pasifik bagian timur terhadap kapal-kapal yang dicurigai membawa narkotika, yang menewaskan sedikitnya 83 orang.
Awal pekan ini, Trump kembali memperingatkan bahwa ia akan segera mulai menargetkan jaringan perdagangan narkoba Venezuela “melalui darat.”
Sementara pemerintahan Trump menyatakan langkah itu sebagai bagian dari upaya memerangi perdagangan narkoba di kawasan, pemerintah Maduro menilai Washington berupaya “mengambil alih cadangan minyak Venezuela melalui penggunaan kekuatan militer yang mematikan".
Venezuela juga menuding operasi antinarkotika tersebut hanya menjadi langkah awal untuk mencoba menggulingkan Maduro secara ilegal.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Maduro akui berbicara lewat telepon dengan Trump, sambut dialog
