Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi
menyatakan bahwa komitmen kuat negara-negara anggota Asosiasi Lingkar
Samudera Hindia (IORA) akan mewujudkan Samudera Hindia sebagai samudera
masa depan di kancah global.
"Saya ingin menyampaikan apresiasi terbesar kami kepada usaha bersama dari negara-negara anggota dalam menghasilkan dokumen-dokumen yang akan memperkuat kerja sama regional di Samudera Hindia," ujarnya dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asosiasi Lingkar Samudera Hindia (KTT IORA) di Jakarta, Selasa.
Menlu Retno pada Senin (6/3) memimpin pertemuan tingkat menteri Indian Ocean Rim Association (IORA) yang menghasilkan sejumlah kesepakatan untuk diajukan ke pertemuan tingkat kepala negara pada KTT IORA hari ini.
Dokumen pertama yang dihasilkan adalah rencana aksi IORA yang mengandung tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk empat tahun ke depan dalam jangka pendek, menengah dan panjang oleh negara-negara anggota.
Rencana aksi tersebut adalah yang pertama kali dihasilkan selama 20 tahun berdirinya IORA.
Kemudian, para menteri IORA juga menyepakati Deklarasi IORA dalam Mencegah dan Memerangi Terorisme dan Ekstrimisme.
Deklarasi tersebut adalah cerminan dari determinasi IORA dalam menjaga kedamaian dan stabilitas kawasan lingkar Samudera Hindia.
Pertemuan tingkat menteri IORA juga mendukung Jakarta Concord untuk dibawa dan disetujui di pertemuan tingkat kepala negara/pemerintahan pada KTT IORA.
Jakarta Concord adalah dokumen strategis dan visioner yang memungkinkan negara-negara anggota IORA merespon tantangan global yang ada di kawasan.
"Saya sangat yakin jika dokumen-dokumen ini, khususnya Jakarta Concord, akan menghidupkan kembali komitmen IORA dalam menjamin kedamaian dan stabilitas serta mewujudkan Samudera Hindia sebagai samudera masa depan." kata Menlu Retno.
Penyelenggaraan IORA Summit 2017 kali ini bertema "Strengthening Maritime Cooperation for Peaceful, Stable, and Prosperous Indian Ocean" (Memperkuat Kerja Sama Maritim untuk Kawasan Samudera Hindia yang Damai, Stabil, dan Makmur).
Saat ini, IORA beranggotakan 21 negara yaitu Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Persatuan Emirat Arab, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka, Tanzania, Thailand dan Yaman.
Selain itu, IORA juga menggandeng tujuh negara mitra dialog, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Mesir, Prancis dan China. Terdapat juga dua organisasi peninjau di IORA, yaitu "Indian Ocean Tourism Organization" (IOTO) dan "Indian Ocean Research Group" (IORG).
Rangkaian Pertemuan IORA didahului pertemuan tingkat pejabat tinggi pada 5 Maret, pertemuan tingkat menteri pada 6 Maret dan pertemuan tingkat tinggi atau KTT pada 7 Maret.
Sebanyak 16 VVIP, yaitu tingkat kepala negara seperti presiden, wakil presiden, atau perdana menteri, dipastikan akan hadir dalam KTT IORA tahun ini.
KTT IORA 2017 dihadiri oleh Presiden Joko Widodo bersama sejumlah kepala negara/pemerintahan negara lain seperti Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
"Saya ingin menyampaikan apresiasi terbesar kami kepada usaha bersama dari negara-negara anggota dalam menghasilkan dokumen-dokumen yang akan memperkuat kerja sama regional di Samudera Hindia," ujarnya dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asosiasi Lingkar Samudera Hindia (KTT IORA) di Jakarta, Selasa.
Menlu Retno pada Senin (6/3) memimpin pertemuan tingkat menteri Indian Ocean Rim Association (IORA) yang menghasilkan sejumlah kesepakatan untuk diajukan ke pertemuan tingkat kepala negara pada KTT IORA hari ini.
Dokumen pertama yang dihasilkan adalah rencana aksi IORA yang mengandung tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk empat tahun ke depan dalam jangka pendek, menengah dan panjang oleh negara-negara anggota.
Rencana aksi tersebut adalah yang pertama kali dihasilkan selama 20 tahun berdirinya IORA.
Kemudian, para menteri IORA juga menyepakati Deklarasi IORA dalam Mencegah dan Memerangi Terorisme dan Ekstrimisme.
Deklarasi tersebut adalah cerminan dari determinasi IORA dalam menjaga kedamaian dan stabilitas kawasan lingkar Samudera Hindia.
Pertemuan tingkat menteri IORA juga mendukung Jakarta Concord untuk dibawa dan disetujui di pertemuan tingkat kepala negara/pemerintahan pada KTT IORA.
Jakarta Concord adalah dokumen strategis dan visioner yang memungkinkan negara-negara anggota IORA merespon tantangan global yang ada di kawasan.
"Saya sangat yakin jika dokumen-dokumen ini, khususnya Jakarta Concord, akan menghidupkan kembali komitmen IORA dalam menjamin kedamaian dan stabilitas serta mewujudkan Samudera Hindia sebagai samudera masa depan." kata Menlu Retno.
Penyelenggaraan IORA Summit 2017 kali ini bertema "Strengthening Maritime Cooperation for Peaceful, Stable, and Prosperous Indian Ocean" (Memperkuat Kerja Sama Maritim untuk Kawasan Samudera Hindia yang Damai, Stabil, dan Makmur).
Saat ini, IORA beranggotakan 21 negara yaitu Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Persatuan Emirat Arab, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka, Tanzania, Thailand dan Yaman.
Selain itu, IORA juga menggandeng tujuh negara mitra dialog, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Mesir, Prancis dan China. Terdapat juga dua organisasi peninjau di IORA, yaitu "Indian Ocean Tourism Organization" (IOTO) dan "Indian Ocean Research Group" (IORG).
Rangkaian Pertemuan IORA didahului pertemuan tingkat pejabat tinggi pada 5 Maret, pertemuan tingkat menteri pada 6 Maret dan pertemuan tingkat tinggi atau KTT pada 7 Maret.
Sebanyak 16 VVIP, yaitu tingkat kepala negara seperti presiden, wakil presiden, atau perdana menteri, dipastikan akan hadir dalam KTT IORA tahun ini.
KTT IORA 2017 dihadiri oleh Presiden Joko Widodo bersama sejumlah kepala negara/pemerintahan negara lain seperti Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017